Kegiatan tahun diakonia

Salam diakonia, sejahtera masyarakat sejahtera gereja,

Pencanangan tahun diakonia sudah dilakukan di aras jemaat. Melalui sms dan informasivia Praeses dan Pendeta resort dan jemaat, telah diminta agar tahun diakonia 2009 dicanangkan.

Kadep diakonia dengan sengaja memilih gereja HKBP Hutabarat, distrik Silindung untuk mencanangkan tahun diakoni 2009. Ada beberapa yang dilakan dalam kegiatan tersebut. Selain menyampaikan pesan Ephorus melalui kotbah tanggal 1 Januari yang menyatakan tahun 2009 tahun diakonia dengan menyampaikan teks dari Lukas 6.36, “murah hatilah karena bapamu murah hati”. Didalamnya disampaikan ada 7 gagasan tentang pemaknaan baru diakonia ( tolong agar dibaca kotbah Ephorus tanggal 1 Januari sebagaimana dicatat dalam Almanak ), dalam hal itu diharapkan menjadi masukan yang perlu diupayakan dalam pelayanan diakonia berbasis jemaat ke depan.

Kemudian juga disampaikan perlunya dimaknai arti dari thema yang diambil dari Jeremia 29.7, diharapkan bahwa gereja harus berperan merubah pola pikir selama ini dari hanya sibuk memikirkan apa yang dilakukan dalam pembangunan phisik dan diakonia difahami hanya sekedar peleyanan pusat, dan di tingkat jemaat hanya urusan sosial belas kasih menjeguk orang yang sakit dan membantu orang yang kemalangan seperti mengadakan pastoral bagi keluarga orang meninggala anak atau orangtuanya. Melainkan juga perlu dipusatkan perhatian upaya dan mendoakan kesejahteraan jemaat, masyarakat dan bangsa. Tugas gereja tidak hanya untuk dirinya, kesejahteraan gereja, melainkan secara inklusif, missioner dan diakonis membutuhkan pelayanan yang mensejahterakan masyarakat dn bangsa dimana gereja kita berada. Dengan demikian masing-masing jemaat perlu memikirkan programa apa yang dapat dilakukan mengubah nasib orang miskin, orang yang papa, orang yang bodoh yang ada baik di jemaat lokal sendiri, maupun bagi masyarakat sendiri. Pola ini sebenarnya bukan barang baru, sebab gereja di era missioner sudah membuktikan dimana gereja ada selalu dibangun sekolah, rumah sakit, lingkungan yang segar, dan produktip, pengembangan ekonomi, serta bersahabat bagi masyarakat secara konstekstual. Ide semacam itu perlu dikaji ulang, tentu sesuai dengan kebutuhan konteks sosial dimana gereja kita berada. Sehingga perlu dipikirkan dan didiskusikan jenis kegiatan apa yang secara monumental dapat diupayakan, sebagai bagian dari pencicilan hutang dalam rangka menyambut perayaan Jubileum 150 tahun HKBP 2011 yang akan datang.

 Sejajar dengan itu, maka secara bersama diadakan pencanangan motto, sejahtera jemaat sejahtera gereja, sejahtra masyarakat sejahtera gereja, sejahtra masyarakat sejahtera bangsa, sejahtera bangsaku sejahtera gerejaku. Terkait dengan itu juga perlu dicanangkan pemahaman tentang logo. Diakonia diutus ke dalam dunia untuk mensejahterakannya. Diakonia memasuki pelayanan yang mensejahterakan melalui simbol domba yang memanggul salib, yang membutuhkan ketulusan hati dan kekuatan berkorban/ manghohop. Juga jalan untuk memahami diakonia secara mendalam tidak hanya dari aspek hukum ekonomi, teknologi saja, melainkan perlu pendalaman dari pelayanan meja, Perjamuan Kudus. Sebab diakonia adalah bagian integral dan holistik dengan pengorbanan Kristus yang membagi tubuhnya serta mencurahkan darahnya untuk kita dan untuk dosa-dosa manusia. Karena orang yang berdiakonia dan dapat memahami usaha mensejhterakan seluruh umat manusia, seluruh mahluk adalah berasal dari karya Roh Kudus yang dialami melalui pelayanan Perjamuan kudus.

 Selain itu juga perlu dicanangkan berbagai hal penting lainnya, seperti even penting perayaan Jubileum 175 tahun Nomensen yang dikaitkan dengan tahun diakonia. Panitia sudah terbentuk , baik dari Yayasan Kryasa yang sudah dua tahun terahir ini menyiapkan pelayanan dengan Tribute to Nommensen (TtN) dari Jakarta, maupun dalam waktu dekat menmbentuk panitia lokal di Tarutung. Perayaan dilakukan dengan 3 jenis kegiatan dari tanggal 4-6 Februari 2009. Pertama mengadakan napak tilas Nommensen dari 4 penjuru, dari Barus ke Tarutung, dari Sipirok ke Tarutung, Dari Sigumpar ke tarutung dan dari Samosir ke Tarutung yang dipusatkan di Hutadame.Kegiatan diharapkan akan dihadiri oleh utusan pemuda dari masing-masing distrik, dan oleh mahasiswa dari seluruh lembaga parsamean HKBP. Sebab dengan napak tilas diharapkan generasi muda memahami bagaimana Nommensen menyerahkan seluruh pelayanannya untuk masyarakat Batak. Kedua, akan diadakan penanaman sejuta pohon dan diikuti dengan acara hiburan dan KKR ke jemaat di Tarutung. Pencanangan pohon ni adalah juga bentuk partisipasi HKBP menanggulangi masalah pemanasan bumi, sekaligus upaya mengkampanyekan agar pohon jangan ditebang habis. Ketiga melakukan ibadah peringatan 175 tahun di Sipoholon, Tarutung.

Selain itu juga sudah dibentuk Panitia pencanangan tahun diakonia dan semiloka secara nasional tanggal 22 Mart 2009 di Stadion Medan. Panitia ini diketua oleh Bapak Dr RE Nainggolan, Sekda Gubsu Sumatera Utara .Diharapkan warga jemaat akan turut ambil bagian. Dalam acara pencanangan ini turut diundang keluarga pewaris Nommessen dari Jerman, juga akan diadakan pencanangan penanaman pohon secara nasional serta doa untuk keselamatan bangsa, mendoakan Pemilu dan Pilpres agar kiranya Tuhan memberi yang terbaik untuk bangsa kita.

January 2, 2009 at 1:48 pm 6 comments

Salam tahun baru via sms

Salam Diakonia, sejahtera masyarakat sejahtera gereja,

Kini kita sudah memasuki tahun 2009, yang bagi gereja kita, kita sedang memikirkan dan mengupayakan apa yang bisa dilakukan untuk memaknakan pelayanan diakonia dengan pradigma baru.

Menarik dari sekian komentar via sms yang dikirimkan ke kami dari sejak merayakan Natal kelahiran Yesus Kristus dan tahun baru, ada hal-hal yang sangat menarik. Sebahagian masih banyak yang memberi nasehat agar hidup lebih rendah hati, sederhana. Juga ada  yang mengingatkan, karena belum terantisipasi apa yang terjadi di tahun 2009, maka sebagai orang percaya kiranya kita berserah pada kasih Tuhan dan menghayati Firmannya. Juga ada yang sudah melihat tantangan akibat krisis ekonomi global dan tantangan gerakan fundamentalis agama, karena itu dibutuhkan upaya solidaritas terhadap kaum papa dan dialog yang semakin digiatkan.

Namun dari sekian yang menarik dari sms tersebut, ada beberapa yang paling menarik , yakni ketika sms disampaikan dengan cara menggunakan media tembang atau umpasa sian hata Batak, bahasa Indonesia. Di benak saya, mudah-mudah umpasa tersebut muncul dari lubuk hati yang terdalam, sehingga walaupun mungkin diambil dari kamus umpasa, tapi disana sini sudah ada modifikasi pemaknaan. Anehnya dari sms pengirim sangat jelas, bukan sms dari dominasi para Pendeta, sebab dari mereka hal itu sudah semakin sering ahir-ahir ini. Melainkan oleh warga jemaat dari pedesaan dan perkotaan. Antara lain saya kutip beberapa diantaranya yang menarik, baik dalam bahasa batak, Inggiris dan Indonesia.

1. Tali temali daun meranti daun meranti, serangga melata dalam alurnya, hari berganti tahun pun ganti, semoga makin jaya dalam berkatNya.

2.Nungga mumpat talutuk, nungga sesa da gadu-gadu, nungga salpu taon naburuk, nungga ro taon naimbaru. Di angka na hurang lobi pambahenan nami mangido maaf hami sian nasa roha.

3.Ni durung ma situma, laos dapot pora-pora. Mamasu-masu ma Jesus Kristus Tuhanta, asa luhut ma hita marlas ni roha.

4.Pinauli sagu-sagu binahen tu pinggan pasu, nungga salpu duaribu ualu, sai Debata ma dibagasan goar ni Tuhan Yesus na mamasumasu hita di taon na imbaru.

5.Sibigo ambaroba, siapit apit pidong Toba, denggan ma hita marsisesaan dosa, asa dapot las ni roha di taon 2009.

6.Lambas bulung ni suhat. Purguk di tongani harangan. Tung sms pe na sahat, naung surduk ma tangan masijalangan.

7.Saba ni sibulanbulan marbatas dohot Angkola, nungga tolhas hita didongani Tuhanta tu taon 2009, sai lam ditambai ma tu hita silas ni roha.

8.Demban do napuran, na niatup ni boru ni Tulang siporiban, angka pangalaho na sataon on namarsalpuan, talupaho ma sude sian roha unang sai pingkiran.

9.Manetes-netes aek udan, menetek ma sian bungkulan, sms on ma singkat ni badan, singkat ni tangan masijalangan.

10.Boras ni hadang-hadangan ni duda ni andalu, nang so masijalangan sai horas ma ditaon na imbaru. Maaf lahir dan batin.

11.Balintang ma pagabe tumundalhon stadoan, arinta ma gabe mandapothon 2009, molo olo masipaoloan.

12.Gala-gala sitelluk, telluk mardagul-dagul, pangalaho na sala manat niapulapul. Bidang bulung ni jior, metmet bulung ni banebane, toho do hata tigor, umpolinan do hata dame, Selamat taon baru.

13. Songgop ma anduhur tu dangka ni hariara di tonga ni huta, salpu ma taon naburuk ro ma taon na imbaru mamboan parsaulian ma di hita saluhutna. Selamat taon 2009. Horas 3 hali.

 Dari nasehat yang mendorong kita agar tetap stabil menghadapi cobaan di masa depan, ada beberapa sms yang juga barangkali menarik.

1. Aku meminta kepada Yesus setangkai bunga segar, … namun ia beri aku kaktus yang berduri. Aku meminta pada Yesus seekor binatang mungi nan cantik, … namun ia beri aku ulat berbulu, yang jika dipegang sangat menimbulkan gatal-gatal dan perih. Aku sedih, protes dan kecewa. Kenapa Tuhan membuat hal yang tidak adil padaku, aku sudah meminta dengan sangat, ia memberi yang bukan-bukan. Tetapi aneh, kemudian…. kaktus itu berbunga indah, bahkan sangat indah dari bunga manapun. Demikian juga ulat berbulu pun bertumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu yang amat cantik. Dari sana saya ahirnya menyadari, itulah jalan Tuhan, jalan Tuhan indah pada waktunya. Tuhan tidak memberi apa yang kita harapkan, tetapi ia memberi apa yang kita perlukan. Kadang kita sedih, kecewa ,terluka, tetapi jauh dari segala yang kita bayangkan, Ia merajut yang terbaik untuk kehidupan kita. Semoga kita termasuk orang yang pandai bersukur atas karunia dan rahmatNya. Selamat Natal dan tahun baru 2009.

2.Wishing U 12 months of happines, 52 weeks of fun, 365 days of succes, 8.760 hours of good health, 525.600 minuts of good luck, and 3.153.600 seconds of Joy, happy 2009. Yang menarik adalah entah dari mana, kemudian ucapan selamat tahun baru ini diterjemahkan ke bahasa Indonesia seperti berikut. ” Semoga 12 bulan mendatang penuh cemerlang, 52 bulan bahagia, 365 hari menerima berkat8.760 jam penuh kasih sayang, 525.600 minit penuh senyuman. Selamat tahun baru. Bayangin jika kita harus senyum sekali dalam setiap minit, apa kita tidak dibilang orang sudah sinting.

Agaknya di tahun depan, walaupun difahami krisis ekonomi global dan segala macam kemungkinan yang terjadi, termasuk awal tahun 2009 sendiri sudah diawali dengan berbagai kejadian perang, kekerasan dan banjir. Dengan demikian dampak krisis ekonomi global, dan berbagai masalah bencana dan perebutan kekuasaan tetap akan mewarnai kehidupan masyarakat kita dalam dan luar negeri, namun ditengah semua kejadian itu, dari sebahagian sms yang saya kutip diatas, barangkali kejadian apa pun perlu dilihat dengan jernih, penuh harapan, semangat dan tidak lupa perlu didekati dengan tembang dan umpasa, pendekatan solidaritas budaya.

Selamat awal tahun 2009. Mari kita perkuat kearifan lokal sambil berkarya untuk menyelesaikan masalah dengan kemauan dan keyakinan akan perubahan sebagaimana motto dari Obama, Changes, we belive in. Yes we can. Will I am.

NS

January 2, 2009 at 1:04 pm Leave a comment

Marliturgi ompung

” Ndang na meret tungkot harajaon sian Juda, manang paruhum sian holangholang ni patna paima ro si Silo, jala Ibana do ihuthonon ni angka bangso ( 1 Musa 49.10 ) “

Nuga leleng tradisi ni HKBP ganup jumpa ari pesta sai diadongkon liturgi. Najolo molo marliturgi, ise na marliturgi i ingkon boi do luar kapala . Na so jadi do marliturge songon si nuaeg on mamboan dohot manjaha bibel. Jala najolo na marliturgi i ndada holan dakdanak alai dohot do nang horong na asing. Ala ni ma sai adong nang tingki dipasahat marliturgi tu horong ni angka ompung-ompung.

Jadi songoni ma sahali di sada Huria. Marliturge ma angka ompung-ompung. Sada sian sahalak Ompung baoa naung marumur hurang lobi 75 taon. Mansai las do rohana dipadohot Guru Huria ibana marliturge. Tung sian nasa rohana do mangapil turpuk  na ditupukhon liturgehonon na.  Andorang so marliturge disangkap rohana do asa jolo dipatubegohon jo tu angka pinompar na, ipe asa borhat tu gareja. Ala ni holan diboto ibana bortik na dohot ibana dipillit marliturgi, pintor dipaboa do na masa i tu angka helana, parumaen na di luat na dao dohot na jonok. Dipaboa ibana do na ingkon dohot ibana marliturge di natal na ro. Tung dipatuduhon ibana do tu sude pinomparna, anakna parumaenna, helana, boruna dohot angka pahompuna, paboa tolapsa dope na marliturgi i. Lapatan na naeng dohonon ni ibana na masuk etongan dope ibana atik pe naung Ompung di gareja na i.

Umbege i las do roha ni sude parumaenna, helana dohot angka anakna na. Ba marliturgi natua-tua i, ba bea baenon mulak ma hita tu bona pasogit di natal na ro on tutu, ninna be. Ala ni satolop angka ianakon na i ingkon marnatal tu bona pasogit manumpahi semangat ni natua-tua nasida i. Dibagabagahon nasida dope ingkon jaiton nasida jas na nauli tu Amana i.

Dung dibege Ama na i ro do sude angka pinompar i, lam marsitutu ma ibana mangapil ayat na nileon ni guru huria i tu ibana. Ayat na dipillit i ma sian turpuk,” ndang na meret tungkot harajaon sian si Juda manang panguhum sian holang-holang ni patna” paima ro si Silo. Nuga tangkas diparade ibana dirina dohot tingki na mangapil turpuk i. Lam jonok tingki na dibuhul di bodari ni tanggal 23 Desember ,lam angka dotdot do ibana. Holan diingot ibana naung manjonok ari na marlitugi i lam bobos do rohana. Umbaen na bobos ibana, ala dihilala ibana lam moru do parningotan na. Sai olo ibana hatop lupa. Alai nang pe songoni bersemangat do ibana. Ganup manogot, disi dungo, martapian, dungi sarapan. Sae sarapan dipungga ma muse na mangapil dohot manghatahon liturgi na i. Sipata disangajo do didok i  tu pardijabuna lao mansubo haboion na. Sian ari tu ari nungga tung marhasil ibana dohot denggan. Ala ni dung ro angka pinomparna bodari ni tanggal 22 desember nungga rade ibana marliturge dijolo nasida. Tung tiur do ibana na marliturge i. Umbege i tung  marolopolop do sude angka pahompuna, parumaen dohot helana. Martopak do nasida sude. Mantap bah, katuanta on, ompungta on, ninna be.

Las do rohana ni natua-tua manjalo angka topap-topap i. Alai ndang piga dan nari, soro do muse bobos ni rohana. Ninna dibagasan rohana, tutu borgin on adong do haboion na, alai beasa sai biar rohangku ninna rohana. Ianggo pahompuna siangkangan, panggoarina i pintor diboto do na piningkiran ni ompung na i. Umbaen na didok, ompung pos ma roham. Di lambung mu do au bodari sogot tingki marliturge ho. Hubaen pe na huboto asa hot gogom marningot liturgimi. Alai ianggo natuatua i, nang pe dihaol do pahompuna i, jala didok pos do rohangku ompung, ninna. Iango dibagasan rohana sai tong do marhusari, bea ma bodari sogot so tung sala ma au on, maila ma hami na saripe, ndang boi annon idaon ni angka dakdanak on bohina maradopophon halak na asing, ninna rohana. Alai ndang apala dipabotohon i tu ripena nanung tu pinomparna. Holan tu pahompuna panggoarina i  do dihusiphon songonon. Boti ba ompung ninna manjou pahompu panggoaran na. Bereng, ninna ibana. Parrohahon da anaha, atik bea lupa au doba marsogot na marliturgi i. Boan tungkothon da. Atik bea lupa iba, bea baenon doba nungga matua iba. Pintor juar-juarhon ma tungkothon. Asa pintor hehe muse parningotanhu, ninna. Dungi dialusi pahompuna i ma. Beres ma i ompung, hutiop pe tungkotmon, molo lupa ho, hudok pe Ompung…ompung tungkot, ningku pe. I ma songoni ma dok, pintor boi do mulak rata huingot i. Jala diulahi ma muse na marliturge i  mancek hatauon na dijolo ni pahompuna i. Beres ompung ndang adong na sala, sep, ninna pahompuna i martopap.

Jempek hata dohonon marsogot sore jam 5, lao ma nasida nasaripe rap tu gareja lao mandohoti liturgi tu angka ompung-ompung i. Tung tiur do ari, torop angka na ro sian angka pinompar ni na marliturge i, songoni nang na mainondur. Ribur ma na di gareja i .

Bage do marbaris angka natua-tua i . Ia natua-tua i ndang apala di ronde na parjolo marliturgi. Alai dung pe dironde na paduahon, di hajongjongan na palimahon. Angka parliturge di ronde naparjolo, idaon tung minar be do sude bohi ni na marliturgi i. Sian na marliturge na parjolo i, hira sude do sai adong na sala, atik pe jompok-jompok be do  ayat-ayat nasida na mar liturgi i. Dung sae parliturgi na parjolo, dijou Guru Huria ma muse parliturgi di ronde napaduahon. Tung tongam do angka natua-tua na marliturgie i mardalan tu jolo. Dung sae dijaha Guru huria i hata pamuhai, patandahon angka impola ni liturgi napaduahon i. Dimulai ma na marliturge i. Sian naparjolo sahat tu nomor tolu na marliturgei, godangan do nasida sai mongkot, jala sala-sala. Alai ganup adong na sala, ndang apala adong soara na mangalesengi, holan na mengkel suping do sude angka pinompar nasida dohot situan natorop umbege angka ompung-ompung na marliturgie i.

Dung i sahat ma tu giliran ni natua-tua i. Atik na beha ma i, ditondong dongan na i ma ibana,huhut didok. Nuaeng ho na ma katua, ninna. Holan ditondong tompu songoni, nungga gabe mago sude sian utok-utok na na niapil nai. Alai sanga dope dialusi mandok, “bea”, au nama ninna ibana mangalusi dongan na i. Olo ho na ma ba katua, ninna dongan na i mangulakkon. Tole ma, au nama tutu ninna natua-tua i. Idaon sian pardompahan na tung tangkas do marsitutu marningot naniapilna i. Sai mangubitubit do nang pamangan na idaon. Alai tung pe dibaen nasa gogo na, holan sada hata do na boi haruar sian pamangan na, i ma hata parjolo i. “Ndang na meret”, ninna mamulai. Alai pintor sangkot, diulangi ma muse mandok,” Ndang na meret”. Sampe 3 hali sai tong sala, jala ndang diboto manorushon. Daga ninna rohana. Nungga mulai holom bohina, alai maila ibana mulak hundul tu bangku na.

Alai tingki songoni ma na masa i. Disi ma tompu ro pangurupion sian pahompuna na panjuar-juarhonhon tungkot ni ompung na i tu ginjang. Ompung…ompung… tungkot ,,tungkot, ninna. Dungi ditangkup ompung na i do hatop hata ni pahompuna i. Dungi ditorushon ibana ma muse liturge na i,” ndang na meret tungkot”. Ndang na meret tungkot.., alai tong ndang diboto manguduti. Diulanghon sampe tolu hali nari, tong sangkot. Ndang boi dipajojor dohot denggan…. Ndang na meret tungkot, ninna paopathalihon… tong do ndang haruar be hata na asing dipingkiran na. Alai tompu sian na so panagaman ni natuatua i haruar ma sian roha dohot pingkiran mandok, molo on tung lancar do diingot sude. “ Ndang na meret tungkot. Sian roha na mandele. Pintor haruar ma sian na so panagaman uju marmeam ibana dohot dongan na magodang di sihadakdanakon na. Molo i pintor lancar do jala hatop. “Ndang na meret, tungkot jom amani mallotom nabibi na malamun tangkot gaol natata., anginghu mergekergek ibotonghu martata…  

Dung sun diultophon songoni marungut-ungut ma ibana. Huhut dung didok songoni laos haruar ma hatana,” bolo-bolo ni lojana i au paapil-apil i , meong ma i, ima tahe guru on sai dibaen siapilon na ganjang-ganjang, ninna. Ditadingkon ibana ma inganan parliturgean i, ditolpas angka jolma na margak-hargak i, jala mulak tu jabu. Margak sude natorop i, laos songoni sude angka pinomparna. Holan haruar ibana sian gareja, sian roha na ribur. Didok angka ianakon na ma, beta ma hita mulak deba bea baenon nang pe songoni ndang sae dope liturge di gareja. Deba laos diihuthon angka ianakon na i do mangadu natua-tua i sian pudi.  Dung mulak sude angka pinompar na i tu jabu habis sian parliturgean i, jala rap do dohot ompung boru. Holan disi sahat nasida di jabu, margahargak do sude nasida,  anakna, parumaen, dohot pahompuna. Alai ianggo natua-tua i tung ila do huroha rohana, sai tong do marbete-bete ibana. Sai didok, nian ai ndang siulaon ni namatua be na marliturgi on alai on ma angka guru on,ninna. Sai dipaksa iba, ninna muse manalahon guru Huria. Laos mengkel ma nasida sude.

Amang, unang pola salahon dirim bapa ninna anakna, songoni dohot sian parumaen na. Denggan do liturgi ni ompung i ninna angka pahompuna, hami pe ndang hea hubege hami i. Alai sai didok ibana do, ah ndang olo be au olat ni on marliturge, ai liturge memang tu angka dakdanak na ma i. Ai tagi niba nama on, jala on ma dongan on, ninna, laos dohot ma ibana mengkel. Selamat ari natal ma ninna. Baen hamu ma sipanganon i, ai maradu so mangan iba na piga arion, hape tong sai sala ninna. Ia hata tingki dakdanak iba niingot, ia hata ni Tuhan i so niingot. Tole mangan ma hita, selamat natal ma.

December 30, 2008 at 8:15 pm 5 comments

Laporan Kerja Departemen Diakonia

Laporan Kerja Departemen Diakonia

Peride 2004-2008

Disampaikan pada Sinode Godang HKBP 2008

di Seminarium HKBP Sipoholon, 01 – 07 September 2008

 

I.                   Pengantar

 

Segala Puji dan hormat kita panjatkan pada Allah Bapak, Anak dan Roh Kudus yang memberi kesempatan bagi gereja HKBP untuk berkiprah melayaniNya ditengah jemaat, bangsa dan dunia. Berbagai tantangan dan peluang telah diberikan Tuhan bagi gereja HKBP sepanjang periode pertama setelah pemberlakuan AP 2002 yang baru dari tahun 2004-2008.

 

Sungguh luar biasa  yang diberikan Tuhan bagi kita sepanjang tahun 2004-2008 yang lalu. Banyak hal yang perlu dirayakan karena berbagai program dapat dilakukan merespon berbagai masalah gereja dan peristiwa terjadi. Tetapi juga perlu diakui masih ada rencana program yang direncanakan belum dapat dilakukan sepunuhnya karena berbagai alasan situasional dan kondisional.

 

II. Gambaran Umum Pelayanan Departemen Diakonia

 

Dalam laporan informatip ini kami dari departemen diakoni berturut-turut akan menyampaikan sistematika sebagai berikut. Pertama, laporan ini akan disampaikan dalam bentuk laporan informasi umum (hatopan). Kedua, detail laporan ini dilengkapi dengan capaian program diteruskan, peningkatan, maupun dalam bentuk baru, karena kebutuhan yang mendesak (crash program) serta alasan-alasannya. Kemudian laporan juga akan dilengkapi dengan berbagai kegiatan lintas departemen yang menjelaskan join program dengan distrik, maupun dengan berbagai lembaga yang ikut dalam proses pemberdayaan pelayan, jemaat dan masyarakat. Selain itu laporan ini juga dilengkapi dengan berbagai lampiran lain yang memuat bentuk proposal rekomendatip yang diharapkan dapat memberi masukan lebih konkrit agar mendapat pengesahan dari Sinode Agung HKBP ini.

 

Sesuai AP dan RIPP ada 5 bahagian utama tugas departemen diakonia, yakni : Pertama, Mengkordinasi Pelayanan Pendidikan. Kedua, Mengkordinasi Pelayanan Kesehatan. Ketiga, mengkordinasi pelayanan Diakoni Sosial. Keempat, mengkordinasi Pelayanan Masyarakat. Kelima, mengkordinasi Pelayanan masalah-masalah kemasyarakatan serta masalah-masalah lingkungan dan bencana alam. Untuk menjalankan pelayanan ini, Rapim, Rapat MPS dan Rapat Praeses telah melakukan beberapa langkah strategis.

 

  1. Langkah pertama adalah membenahi, melakukan pemberdayaan dan konsolidasi unit pelayanan diaras  pusat ( hatopan ). 

 

1.1.      Di Unit pelayanan Pendidikan. Sebelum tahun 2007 unit pelayanan ini sepenuhnya dilayani oleh sekretariat biro pendidikan. Namun sejak tahun 2007 telah dibentuk BPP HKBP (Badan Penyelenggara Pendidikan) sesuai dengan amanah Sinode Agung 2002. Karena itu sejak 2007 penanganan kegiatan pendidikan HKBP sudah dialihkan ke BPP. Walaupun secretariat biro pendidikan HKBP masih tetap berfungsi di Kantor Pusat, istimewa membantu pengurusan administrasi. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan Sekretaris biro pendidikan kantor Pusat yakni : pertama melakukan urusan administrasi seperti melayani kebutuhan rekemendasi ke pemerinta atau surat pengangkatan direktur sekolah HKBP bekerjasama dengan secretariat Sekjen HKBP. Kemudian sudah dilakukan kegiatan peningkatan kapasitas mutu pendidikan terhadap direktur sekolah-sekolah HKBP. Juga telah dilakukan konsultasi dan strategik planning pendidikan bekerjasama dengan Departemen Pendidikan gereja Lutheran Australia dengan Yayasan Kryasa dan Yayasan Sekolah Penabur Jakarta. Kemudian sejak tahun 2005-2008 sudah dilakukan pengiriman siswa SMU HKBP dari Dairi ke sekolah setaraf SMU di Australia, demikian juga guru-guru HKBP (Lampiran 1).

 

Sejak tahun 2007 Pengurus BPP dipimpin oleh Ibu Devi Panjaitan br Simatupang. Beberapa kegiatan sudah dilakukan BPP, a.l. Pertama, telah diadakan pelatihan Direktur Sekolah-sekolah HKBP tentang managemen pendidikan dan pengelolaan sekolah. Kedua, sudah dilakukan prioritas sekolah unggulan di Medan dan melakukan bimbingan intensive bagi murid pilihan di Medan. Ketiga, tanggal 17-21 Juni untuk pertama kalinya di HKBP telah diadakan konprensi dan Ibadah raya Guru-guru sekolah se-HKBP di Sipoholon. Keempat, sudah diadakan sistem rekruitmen pengiriman Direktur sekolah untuk studi banding ke Australia. Kelima, juga sudah dilakukan berbagai pelatihan pemberdayaan guru-guru sekolah bagi semua guru-guru SMU,SMK,SMP.

 

1.2.      Di unit pelayanan kesehatan, departemen diakonia beberapa kali telah mengkordinasi kegiatan Akademi Perawat di Balige, yang kini dipimpin oleh Ibu Diak. Lamria Simajuntak (Lampiran 2). Demikian juga beberapa kali telah menghadiri rapat koordinasi HIV-Aids. HIV Aids sampai sekarang masih di dalam koordinasi bersama dengan Sekjend, Pimpinan Komite Nasional HIV Aids dipinpin oleh Ibu Dr. Loly Simajuntak, Sp.PD. Karena pelayanan kesehatan ini masih konstenrasi dengan program pelayanan RS Balige dan RS Pembantu Nainggolan, Akper dan HIV aids, maka biro pelayanan kesehatan belum dikembangkan maksimal (Lampiran 3).

 

1.3.      Unit Pelayanan Diakonia sosial (Lampiran 4), kini telah dikembangkan peranannya menjadi lembaga Caritas dan Emergency. Kini biro ini dipinpin oleh Pdt Sudung Lingga. Lembaga ini mengkordinasi pelayanan terhadap yatim piatu PA Elim (Lampiran 5) dan juga pelayanan orang Buta, cacat di Hepata (Lampiran 6). Namun selain kedua kegiatan tersebut, kini biro ini menjalankan program yang lain. Pertama, sejak tahun 1985 unit pelayanan Hepata sudah mengembangkan beberapa model pendekatan terhadap orang cacat selain dari model pengasramaan. Gagasan baru ini sudah digagas sejak kepemimpinan Pdt Balosan Rajagukguk. Model pertama, mengupayakan program memandirikan orang cacat untuk mengurus keluarganya. Kedua melakukan model Community Base Rehabilitation yang mengembangkan gagasan pemberdayaan keluarga bertanggungjawab dengan anaknya dan orang cacat itu sendiri walaupun tetap tinggal bersama keluarga, ia didampingi, dilatih, diberi ketrampilan khusus, dsb. Kini gerakan CBR ini sudah tersebar menjangkau 5 Kabupaten di Sumatra Utara di bawah pimpinan Bapak Marusaha Simamora (Lampiran 7). Kedua, mengkordinasi gagasan peduli orang tua terhormat/ lansia (Papos) yang didirikan bersama dengan 4 distrik terdekat: Distrik Sumtim, Tebing Tinggi, Tanah Jawa dan Asahan Labuhan Batu. Sekretarisnya saat ini Pdt. ChT Napitupulu berkantor di lapangan Bola Atas Pematangsiantar. Ketiga, untuk mendukung pelayanan diakonia sosial, maka sejak tahun 2007 juga sudah didirikan Radio komunitas ”Suara Diakonia FM 107.8” di Kantor Diakonia sosial Pematangsiantar.

 

1.4.      Unit Pelayanan Pengmas. Karena kondisi sulit, sebagai akibat masalah dengan donor , maka unit pelayanan ini sempat tersendat melakukan pelayanannya hingga tahun 2005, akibatnya telah terjadi pengurangan tenaga staf. Bahkan lebih jauh telah terjadi pengurangan kuantitas program. Tapi lambat laun sejak tahun 2006 sampai sekarang Pengmas telah berusaha keras untuk berupaya membangun jaringan dalam negeri. Syukur bahwa kini lembaga ini telah pulih kembali, karena sudah mampu menjalankan programnya memberdayakan rakyat petani, nelayan dan buruh. Ini bisa berjalan baik, karena lembaga ini sudah mendapat perhatian dan bantuan, baik dari berbagai sponsor  jemaat HKBP, maupun dari donor luar negeri seperti dari Australia. Dalam periode ini pimpinan lembaga ini adalah Pdt Rein Justin Gultom. Prioritas program dari biro ini adalah pemberdayaan masyarakat terisoler dan miskin kota dengan berbagai program alih teknologi pertanian organik dan terpadu. Kemudian juga sudah semakin intensip ditingkatkan pelayanan organisasi ekonomi kerakyatan atau Credit Union. Kini sudah ada upaya meningkatkan kesatuan organisasi CU jemaat HKBP untuk mendirikan Badan Koordinasi Credit Union HKBP. Fungsi dari Badan Koordinasi ini selain memfasilitasi pendidikan, juga akan mengkordinasi pengawasan, ansuransi anggota, serta menjadi interlending keuangan sesama anggota CU HKBP, baik membangun solidaritas meminjam,dan pengadann modal, maupun membangun subsidiaritas antara CU yang kuat memberdayakan CU yang lemah.   Bahkan tanggal 3 Augustus 2008 juga unit pelayanan Pengmas bersama dengan HKBP Resort Tiga Dolok, atas nama Bapak Pdt Krimson Simamora, dkk telah mendirikan Sekolah Lapangan Pertanian. Sekolah ini didirikan untuk memberdayakan anak muda pengangguran supaya menjadi petani yang trampil, percaya diri dan terpanggil menjadi jemaat missioner kepada para petai di desanya. Kini lembaga ini sudah mendapat dukungan positip dari ALWS Australia. Tanggal 20-22 Augustus 2008 juga telah diadakan pertemuan evaluatip terhadap seluruh kegiatan, termasuk pelayanan kelompok tani, Bakor CU dampingan Pengmas di Sopo Toba. (Lampiran 8)

 

1.5.      Unit pelayanan masalah kemasyarakatan. Sebagaimana telah difahami bahwa unit pelayanan ini adalah pelayanan yang masih relatip baru dalam struktur pelayanan diakoni di HKBP. Selama ini strategi pelayanan masih melakukan pendekatan karitatip dan development saja, tetapi dengan adanya program baru ini sesuai dengan tuntutan visi dan misinya HKBP yang inklusip, edukatip, serta mempertimbangkan pendekatan berdasarkan kode etik kemanusiaan. Maka dalam periode ini unit pelayanan ini telah mengupayakan pemberdayaan pelayanan yang bersifat edukatip, empowerment dan advokasi kebijakan yang memihak jemaat dan rakyat lemah, miskin dan tertindas.

 

Untuk pencitraan pelayanan baru ini terlihat telah berlangsung proses baru dari pelayanan di aras jemaat, distrik dan pusat. Juga telah terjadi respons baru pelayanan terhadap bencana alam. Antara lain, HKBP telah merespon program terhadap korban tsunami di Aceh dan Nias, gempa bumi di Nias dan Mentawai. Demikian juga ketika merespon korban banjir bandang di Tanah Alas, gempa bumi di Bantul – Yogyakarta, tsunami di Pangandaran, banjir bandang di Besitang, banjir di Jakarta, gempa di Tapsel dan Sumatera Barat. Ini menunjukkan bahwa telah ada minimal 5 kesadaran baru di tubuh HKBP merespond kejadian bencana alam. Pertama, telah ada kesadaran yang spontan, cepat dan responsip dari berbagai distrik di HKBP untuk mengirimkan bantuannya ke jemaat yang terkena bencana. Kedua, setiap distrik bahkan sudah mampu memotivasi warganya untuk langsung membantu masyarakat yang terkena bencana, tanpa menunggu surat dari kantor pusat. Ini patut dihargai, karena disana sudah terlihat adanya kebangkitan tanggungjawab dan berfungsinya pelayanan diakonia di aras distrik dan di aras resort. Ketiga, telah bertumbuh spontanitas seperti telah dimulainya membudayakan (to be cultured) diakoni di aras distrik dengan adanya usaha melatih tenaga menghadapi terjadinya bencana sewaktu-waktu ( seperti di Distrik Jakarta II), memfasilitasi kebutuhan yang diperlukan, serta adanya usaha untuk pengadaan fonds yang dapat digunakan secepatnya. Keempat, HKBP , jika dahulu hanya mampu membantu jemaat dan masyarakat yang terkena bencana dalam bentuk dana solidaritas, maka saat ini sudah sampai kepada tahap rehabilitasi. Kelima, melalui pelayanan HKBP melayani korban peristiwa tsunami, HKBP telah didorong untuk mengembangkan managemen pelayananya terhadap para survivor secara professional dan sesuai dengan kode etik internasional (code of conduct). Sehingga HKBP melalui program implementer dari lembaga YTBI telah dapat melakukan pelayanan mulai dari program emergency, rehabilitasi, rekonstruksi dan mitigasi serta prepardness. Kini HKBP telah diakui kapasitas lembaga dan managemennya dari YTBI, dan dari lembaga Auditor Internasional (Lampiran 9). Halnya HKBP ke depan perlu membenahi kelembagaannya agar terbuka juga menerima keanggotaan dari anggota gereja Lutheran lainnya di Indonesia. Sebab hanya dengan cara itu lembaga tersebut dapat menjadi bagian terpercaya untuk menjalankan program disaster dalam kategori internasional dan nasional. Kini lembaga ini dipimpin oleh Dr. Jongkers Tampubolon, MSc. Keenam, karena HKBP telah diakui komitmen dan konsistensi melayani masyarakat yang terkena bencana, maka HKBP dinilai tidak lagi hanya memikirkan warga HKBP saja, tetapi mencakup masyarakat luas. Hal ini sesuai dengan visi HKBP yang inklusif. Karena itu kini HKBP sudah diterima menjadi mitra dalam lembaga managemen disaster dengan negara-negara lain di Asia. Oleh gereja LCA Australia HKBP telah diikutsertakan mengikuti pelatihan ketenagaan dan managemen disaster di Asia. Kita sudah mengirim 4 gelombang mengikuti latihan managemen bencana alam 2 kali ke Bangladesh, dan 2 kali Kamboja. Ketujuh, karena adanya keseriusan HKBP menangani bencana alam dan butuhnya HKBP memiliki kemampuan rehabilitasi dan rekonstruksi, maka Universitas HKBP Nomensen juga telah didorong oleh lembaga Lutheran se-dunia untuk mendirikan satu lembaga Community Development Studies (Studi-studi Pembangunan) di Simalingkar Medan. Kini program tersebut telah didukung oleh Gereja-gereja Lutheran se-dunia, teristimewa dari Amerika, Australia, dan Eropa. Memorandum of Understanding telah ditandatangani bersama. Ke depan lembaga ini selain dapat meningkatkan taraf akademik studi pembangunan di Sumatera bagian barat, juga sekaligus dapat membangun kerjasama dengan lembaga gereja-gereja di Sumut untuk merekrut dan melatih tenaga dari distrik dan gereja-gereja Sumatra serta petani secara trampil dan memenuhi standard alih teknologi terapan yang tepat guna. Kini lembaga CDS ini dipinpin oleh Dr. Erika Pardede.

 

Untuk menjalankan kesungguhan HKBP ikut dalam gerakan oikumene sedunia, serta berdasarkan komitmen bersama anggota UEM, maka HKBP sejak tahun 2004 telah meningkatkan status JPIC (Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan) menjadi salah satu sekretariat khusus di departemen diakoni. Lembaga ini dipimpin oleh Pdt. Melinda Siahaan,S.Si dengan berbagai program lingkungan hidup, solidaritas terhadap Ibu dan anak, program advokasi lingkungan, termasuk untuk mendampingi pelayan Perempuan di HKBP agar sungguh-sungguh diakui memiliki hak yang sama dalam posisi kepemimpinan dan pelayanan di HKBP. (Lampiran 10)

 

Kemudian juga di unit pelayanan ini sudah sempat dipikirkan perlunya pelayanan merespon masalah kebijakan negara yang menimbulkan implikasi yang meresahkan masyarakat, terlebih menyangkut dikeluarkannya SK 2 Menteri tentang tugas kepala daerah dalam pembangunan rumah Ibadah. Implikasinya sangat merugikan kerukunan, sebab kebijakan tersebut telah dimanfaatkan pihak-pihak lain untuk melakukan perusakan rumah ibadah secara paksa termasuk 7 gereja HKBP. Bersama dengan gereja-gereja UEM telah diupayakan untuk mendiskusikan dan memikirkan pembentukan lembaga Bantuan Hukum. Ide itu muncul, karena kita tidak mungkin menonton saja dan membiarkan gereja lain justru lebih aktip membantu kita. Namun program ini hanya disambut oleh beberapa Gereja seperti GKPI dan HKBP di Jakarta, sehingga program ini tidak berlanjut optimal, karena beberapa gereja anggota UEM tetap masih yakin dengan cukup mendukung program advokasi PGI.

 

Program lainnya di unit ini telah diupayakan untuk melayani dan untuk mengkaji pelayanan terhadap berbagai masalah-masalah yang dihadapi buruh kebon, buruh industri, migrant workers (Lampiran 11), pelayanan penjara, pelayanan terhadap nelayan dan pelayanan terhadap masyarakat terisoler (Lampiran 12). Pelayanan misi baru ini sedang dalam proses menjajaki, dan karena kebutuhannya yang urgen, maka program ini semestinya sudah  harus menjadi prioritas utama ke depan.

 

2.      Selain melakukan strategi pemberdayaan dan konsolidasi  unit pelayanan diatas, departemen diakoni juga telah membenahi sekretariatnya, terlebih menyangkut upaya-upaya membangun koordinasi program. Maka telah dikembangkan satu biro baru, yang disebut dengan biro transformasi yang tugasnya adalah untuk melakukan pengorganisasian pelayanan departemen diakonia untuk memperlengkapi para pelayan. Untuk itu berbagai kegiatan pemberdayaan telah dilakukan melatih para pelayan yang direkomendasi para Praeses. Kemudian biro ini juga telah dapat membantu Kadep untuk mempersiapkan proposal dan melakukan kegiatan diakoni yang bersifat hatopan. (Lampiran 13)

 

3.      Strategi pemberdayaan distrik sudah dilakukan dengan berbagai program pemberdayaan. Petama, telah dilakukan kerjasama departemen diakonia untuk merekomendasi dan melakukan perekrutan pelayan untuk mengikuti berbagai kegiatan diakonia hatopan . Karena itu telah diutus beberapa orang pelayan mengikuti latihan pertanian ke berbagai pusat latihan di Jawa, Pagar Batu dan Tongkoh Brastagi, pelatihan bagi calon manager CUM, latihan kepemimpinan, dsb (Lampiran 14). Kedua,juga telah dilakukan upaya pemberdayaan para Praeses memahami dan melihat dari dekat pelayanan diakonia. Para Praeses sudah mengunjugi program L-peka di Aceh, Jokja. Ada yang dikirim mengikuti program diakonia mengkaji konsepsi pelayanan merespond disater ke Kamboja dan Bangladesh. Ketiga, distrik juga telah bekerjasama dengan departemen diakoni mengimplementasi program berkelanjutan. Sudah ada 19 distrik melakukan join program  konsultasi pelayanan diakonia jemaat dan distrik sesuai permintaan distrik. Keempat, juga sudah ada kerjasama membentuk bersama lembaga pelayanan mikro ekonomi atau CUM.

 

4.      Karena kebutuhan yang strategis dan mendesak, maka departemen diakonia sudah berupaya untuk mengagas terobosan pelayanan. Pertama, telah dikembangkan unit pelayanan Pastoral dan telah terbentuk kelompok kerja terlebih dalam upaya merespon masalah-masalah kekerasan dalam keluarga (domestic violence). Namun program ini belum berjalan efektip, karena ketiadaan tim pelayanan yang profesional dan tenaga yang mampu mengorganiser jaringan pelayanan. Kedua,juga sudah ada staf untuk membangun jaringan dengan pemerintah daerah dalam hal mengakses hubungan kerjasama kegiatan program di bidang pertanian . Ketiga, kadep diakoni juga telah melakukan jaringan dengan lembaga dalam dan luar negeri. Karena itu Kadep diakonia juga telah mengikuti beberapa kegiatan Workshop pendidikan di Hongkong, disater di Bangladesh dan Kamboja, sebagai key note speaker di Asian Lutheran Conference di Bangkok, menyampaikan ceramah pada konsultasi Internasional pelayanan diakonia di Porto Allegre di Brazilia, mengikuti tiga kali Symposia di Amerika dan mengadakan studi reis hubungan oikumene ke Vatikan Roma, Konstantinopel dan Jerman. Mengadakan kunjungan kerja pendidikan dengan Pengurus Pendidikan Gereja Lutheran Australia. (Lampiran 15). Keempat, departemen diakonia senantiasa bekerjasama dengan personalia dan Praeses dalam menempatkan manager CUM. Kelima, bekerjasama dengan Praeses departemen diakonia sudah memfasilitasi berbagai kegiatan orientasi pelayan dari distrik . Keenam juga bersama dengan sekretariat Kantor Pusat telah diadakan pelatihan bersama latihan data base.

 

5.      Dalam langkah peran sosial HKBP di masyarakat, maka telah terbentuk beberapa lembaga pelayanan. Pertama pengembangan ekonomi mikro, atau CUM (Credit Union Modifikasi). Bapak Dr AM Ambarita telah mengagas model managemen keuangan mikro CUM, dan telah memberikan hak patennya kepada HKBP melalui departemen diakonia dan para Praeses (Lampiran 16).  Kini sudah ada 25 atau sudah 26 unit pelayanan CUM di 19  distrik di HKBP. Jumlah total dana terkumpul yang dikelola secara profesional oleh para manager CUM, sebanyak 6,1 milyard jumlah saham, anggota 6720 jiwa. Dampaknya kini sudah sangat banyak menolong masyarakat, termasuk anggota dari anggota gereja lain, bahkan dari agama lain. Sehingga program ini sangat strategis difahami dalam kaitan dengan pelayanan kesaksian yang inklusip ( Marturia). Ke depan sangat dibutuhkan terbentuknya satu lembaga untuk mengadvokasi kebutuhan Badan Koordinasi CUM dan Badan Koordinasi CU sebagai mitra departemen diakonia di level nasional. Karena itu gerakan CUM dan CU kiranya dapat dilegitimasi sebagai peran sosial HKBP mensejahterakan jemaat dan masyarakat. (Lampiran 17). Kedua, alumni pelatihan pertanian terpadu telah mulai mengembangkan konsep pertanian selaras alam atau pertanian terpadu serta organik. Dampaknya tidak hanya dapat diukur dari hasil yang dicapai oleh para alumni pelatihan pertanian. Lebih jauh kini sudah banyak dari antara mereka berperan sebagai guru, motivator dan penganggas pembaharuan pertanian di desanya. Bahkan sebahagian dari para alumni ini sudah berupaya untuk membentuk komunitas peduli petani di masing-masing tempat. Sehingga pada bulan Juli 2008 yang lalu sudah ada upaya meningkatkan komunitas tersebut ke level hatopan di HKBP .  Ketiga, beberapa alumni Pdt HKBP yang mengikuti pelatihan juga sudah ada upaya untuk mengembangkan pargodungan sebagai pusat inspirasi pertanian terpadu, intensifikasi dan diversifikasi produksi. Ke depan lembaga pargodungan ini diharapkan menjadi model pemberdayaan petani. Karena ini program yang dulu sudah ada di HKBP Huria mangurupi Huria ( HMH) kiranya dapat dilanjutkan sehingga program solidaritas dan subsidiaritas dari jemaat yang memperoleh banyak dapat memampukan jemaat yang memperoleh sedikit dengan tanggungjawab ( 2 Kor 8.15 ).

6.      Untuk menanggulangi berbagai masalah kebutuhan ansuransi kesehatan, maka dengan para pelayan dan distrik juga telah didiskusikan upaya-upaya pengadaan asuransi kesehatan.

 

III.       Rekomendasi-Rekomendasi (Terlampir pada lampiran 18)

Ada tiga rekomendasi yang diharapkan mendapat perhatian Sinode Godang ini. Pertama agar HKBP mendukung program pemberdayaan pelayanan terhadap pertanian organik yang diorganiser para alumni pelatihan pertanian terpadu. Untuk itu sangat diharapkan dipulihkannya kembali program Huria mangurupi Huria ( HMH ) atau program DKM ( pemberdayaan daerah kurang mampu ). Kedua, agar HKBP dapat mengakomodasi integrasi pelayanan CUM di distrik dan wilayah serta Propinsi yang memungkinkan. Sebab selain di Sumatra Bagian selatan, Jambi, Riau, Sumatra Utara dan Aceh, CUM juga sudah berdiri di Bandung dan di Jakarta 3. Dalam kaitan ini ada juga baiknya digiatkan gerakan solidaritas dan subsidiaritas orang perorangan dan antar jemaat yang mampu mendukung gerakan CUM dan CU ini, agar yang miskin dapat mandiri dan berdaya menanggulangi kemiskinan.

Ketiga, agar HKBP dapat saling menopang pelayanan menanggulangi masalah kesehatan sesama pelayan, melalui dorongan program memasuki ansuransi kesehatan dan beasiswa. Maka sangat diharapkan bangkitnya solidaritas sesama pelayan, antara lain menghidupkan kembali model solidaritas dan subsidiaritas Pelayan membantu pelayan (PMP ).

IV.        Kesimpulan

 

Panggilan thema Sinode Agung, Beritakanlah Injil untuk seluruh mahluk ( Mk 16.15 ), dan usulan thema tahun Diakonia 2009, Usahakan dan doakan kesejahteraan kota dimana kamu dibuang, karena kesejahteraan mereka adalah kesejahteraanmu ( Jern29.7 ) adalah untuk mewartakan harapan keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan untuk semua, dan bahkan untuk alam . Harapan tersebut justru harus diwartakan ditengah dunia yang ditandai dengan pelbagai praktek ketidak adilan, kekerasan dan kerusakan alam. Harapan tersebut dapat terpenuhi, jika ada sikap gereja membaharui komitmen, termasuk di dalam tubuh Gereja itu sendiri. Gereja menghayati komitmennya dengan cara :

 

  1. Membaharui tekad untuk bersama kaum miskin dan lemah berperan merubah kondisi ketidakadilan, memperbaiki kerusakan lingkungan dan membawa damai dimana terjadi kekerasan dengan terus menumbuhkan sikap berani memulai dengan kekuatan dan potensi yang ada, betapa pun kecilnya, tanpa menggantungkan diri pada bantuan luar.
  2. Mendorong warga jemaat yang diberkati Tuhan dengan kekuatan ekonomi besar, agar lebih jujur dan bijak dalam mencari jalan memperbaiki hidup kaum miskin dan lemah serta lingkungan hidup yang rusak.
  3. Mendorong dan mendesak para pembuat kebijakan publik untuk berubah dari kecendrungan mempertuhankan jabatan dan mandat bagi keuntungan sendiri menuju keberanian membuat dan melaksanakan kebijakan publik yang sungguh-sungguh berpihak kepada kaum miskin , memperbaiki sikap terhadap alam dan memihak cita-cita kesejahteraan dan keadilan untuk bersama.
  4. Merangkul para cerdik cendekia untuk aktip terlibat mengkaji dan menentang gagasan serta cara-cara berfikir, termasuk dalam bidang ekonomi, yang merugikan kaum miskin ,kaum lemah dan lingkungan alam. Kajian itu diharapkan menjadi jalan bagi penemuan cara berfikir dan gagasan-gagasan yang menempatkan kesejahteraan, keadilan dan kesadaran terhadap alam bersama sebagai cita-cita utama.

 

Demikian laporan atau informasi ini disampaikan. Semoga Tuhan Raja gereja menyempurnakan segala hal-hal yang masih banyak yang belum dilakukan sepanjang 2004-2008. Semoga program 2008-2012 dapat melanjutkan dan meningkatkan program yang sudah dimulai dan tepat sesuai visi dan missi. Semoga juga apa yang dapat dikoreksi daro pelayanan selama periode 2004-2008 dapat diperbaiki dan diperbaharui secara konstruktip ke depan. Kiranya periode yang akan datang ini dapat semakin memperjelas substansi pradigma baru pelayanan diakoni belas kasih di jemaat basis. Sehingga jemaat HKBP sungguh-sungguh menjadi jemaat yang mensejahterahkan, terlebih dalam meyongsong Tahun Yobel, tahun pembebasan. Tuhan memberkati HKBP. Selamat bersinode. Horas.

 

 

Pearaja Tarutung, 15 Agustus 2008

Salam Diakonia,

HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN

Kepala Departemen Diakonia

Pdt Nelson Siregar

“Sejahtera Masyarakat, Sejahtera Negara, Sejahtera Gereja”

Yeremia 29:7

 

 

 

 

December 30, 2008 at 7:08 pm Leave a comment

Panduan Tahun Diakonia HKBP 2009

PANDUAN PRA dan PENYELENGGARAAN

TAHUN DIAKONIA HKBP 2009

           

 

I.           Pengantar

Buku panduan ini merupakan sumbangan pemikiran dan masukan para pelayan dan pemerhati gereja guna mendukung terselenggaranya pelayanan gereja HKBP dalam berbagai aspek kehidupan, secara khusus pada tahun 2009 yang ditetapkan HKBP sebagai Tahun Diakonia. Berbagai masukan telah diterima, misalnya melalui rapat praeses bulan Mei 2008 yang lalu, selanjutnya melalui konsultasi para Kepala Bidang (Kabid) Diakonia wilayah Sumatera dan wilayah Jawa bulan Juli 2008. Sumbangan pemikiran yang telah dijadikan menjadi sebuah konsep panduan tersebut, telah disampaikan dalam rapat Majelis Pekerja Sinode (MPS) bulan Augustus 2008. sebagai tindak lanjut, bahan tersebut kemudian disampaikan, baik dalam proposal Kepala Departemen Diakonia maupun dalam Rencana Induk Pengembangan Pelayanan (RIPP) 2008-2012, ke Sinode Agung pada tanggal 1-7 September 2008 yang lalu.

Melalui Sinode Agung tersebut dan sebagaimana yang diangkat dalam RIPP 2008-2012, dihimbau agar pelayanan, secara khusus dalam Tahun Diakonia HKBP 2009 perlu memperhatikan 2 hal penting. Pertama, pelayanan kiranya dilakukan secara bersama dan sinergis dengan departemen Koinonia dan Marturia. Dengan demikian pendekatan pelayanan diharapkan semakin menyeluruh dengan memberdayakan jemaat sebagai basis. Kedua, kiranya pelayanan merujuk pada pencanangan jubileum 150 tahun HKBP 2011 serta rencana penyempurnaan Aturan dan Peraturan (AP) 2002. Dengan demikian jelaslah bahwa program pelayanan pada Tahun Diakonia HKBP 2009 adalah lanjutan sekaligus bagian integral dari program pelayanan Tahun Koinonia 2007 dan Tahun Marturia 2008. Seiring dengan memaknai dan menghidupi pelayanan Tahun Diakonia HKBP 2009, selanjutnya bersama seluruh jemaat,  HKBP akan memfokuskan perhatian pada pemaknaan perayaan Tahun Yobel, jubileum 150 tahun HKBP 2011.

Walaupun dalam rancangan program pelayanan Tahun Diakonia disebutkan mengenai perayaan jubileum, sebenarnya inti perayaan yang dimaksud adalah menghidupi kembali sikap hidup yang berpihak kepada masyarakat miskin, kaum terbelenggu, tertindas. Selain itu inti dari perayaan jubileum juga adalah hidup dalam relasi yang telah pulih kembali (harmonis kembali) antara manusia dengan Allah, dan relasi manusia dengan sesama ciptaan. Dengan demikian, Tahun Diakonia 2009 kiranya menjadi saat yang tepat untuk memahami makna teologi tahun Yobel sebagaimana yang disaksikan dalam Alkitab. Pemahaman teologi tahun Yobel atas dasar Imamat 25 mendorong bangsa Israel segera mengingat bagaimana Tuhan membebaskan umatNya dari berbagai pergumulan hidup, terutama dari sejarah pahit kehidupan bangsa Israel di Mesir. Sebagai umat yang menyadari karya keselamatan yang dikerjakan Allah dalam kehidupan mereka, makna mereka juga terpanggil untuk ikut dalam karya membebasan. Bangsa Israel diberkati supaya juga mampu menjadi berkat bagi orang lain. Mereka dibebaskan supaya membebaskan orang lain. Karena itu setiap merayakan Yobel, tahun kelima puluh, maka mereka wajib menyelenggarakan aksi pembebasan kepada orang miskin, yang tertindas, yang tidak memiliki hak kepemilikan atas tanah dan yang diperbudak. Selain itu, mereka memahami juga bahwa tanah adalah milik Tuhan, karena itu tanah pun harus dimerdekakan, dikembalikan kepada pemiliknya, bahkan dibebaskan dari berbagai bentuk eksploitasi. Itu sebabnya dalam tahun Yobel tanah dan lingkungan juga diharapkan turut berpesta pora merayakan kedatangan Tuhan yang membebaskan.

Melalui program pelayanan diakonia HKBP yang didasarkan atas makna teologi tahun Yobel, kiranya kebebasan kaum tertindas, keadilan bagi kaum miskin dapat terwujud. Pewujudan keadilan, kebebasan dan keberpihakan pada kaum lemah, miskin, tertindas, itulah yang disebut sebagai karya Diakonia yang transformatif dari persekutuan orang percaya/persekutuan orang kudus (communio sanctorum). Basis untuk gerakan pelayanan diakonia tersebut adalah seluruh jemaat/orang-orang kudus. Jemaat diharapkan mampu mengembangkan gagasan atau ide dan kreasi dalam rangka mewujudkan Injil melalui pelayanan diakonia yang transformatif, secara khusus dalam merespon berbagai masalah sosial dan kemanusiaan.

Seluruh program pelayanan menyongsong jubileum 150 tahun HKBP kiranya menjadi pengalaman spiritual yang baru bagi HKBP, tanpa harus melupakan pengalaman berharga yang dapat diperoleh dari refleksi atas pengalaman sejarah jubileum 50 tahun dan 100 tahun HKBP sebelumnya. Hasil refleksi yang dimaksud adalah pengupayaan pelayanan berdampak sosial jangka pendek, jangka panjang maupun berkelanjutan. Pelayanan diakonia kiranya lebih nampak dalam bentuk konkrit atas tuntutan Injil, yaitu untuk membuat kehidupan masyarakat dan gereja menjadi berubah ke arah yang lebih baik. Misalnya, merespon masalah kemiskinan, kebodohan, kekerasan, korupsi, keterbelakangan, keterasingan, diskriminasi, masalah penyakit sosial, masalah tanah dan lingkungan hidup, masalah HIV AIDS, dsb. Dengan demikian setiap arah program pelayanan pada Tahun Diakonia 2009 benar-benar menghadirkan/menyatakan damai sejahtera (syalom) sebagaimana yang diberitakan dalam Jeremia 29:7, ucapan Yesus Kristus dalam Matius 25:40, Lukas 4:18-19; 6:36, Mrk. 1:15 dan 16.15.

Dengan menghidupi makna pelayanan diakonia berdasarkan Firman Tuhan, maka semua lapisan jemaat akan mampu pula melakukan karya pelayanan yang berpihak kepada mereka yang paling hina dina, paling miskin, paling tertindas, dan paling terbelakang. Karya pelayanan yang lain yang juga sangat penting adalah sikap yang berpihak pada penghargaan terhadap tanah dan lingkungan (ciptaan yang lain). Jadi, program pelayanan bukan hanya merupakan kegiatan yang bersifat hiburan, seremonial dan hura-hura, melainkan pelayanan yang sungguh-sungguh menciptakan keadilan dan pembebasan seluruh ciptaan.

 

II.       Kerangka Acuan Penyelenggaraan Tahun Diakonia 2009

2.1. Pemaknaan Tema, Sub-tema dan Motto Tahun Diakonia 2009

Tema Tahun Diakonia 2009:

usahakanlah kesejahteraan  kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu juga (Yeremia 29:7)”

 

Sub-Tema Tahun Diakonia 2009:

Melalui Tahun Diakonia 2009, HKBP melengkapi pelayanannya yang inklusif ditengah jemaat/masyarakat desa-kota dengan memperlengkapi orang-orang kudus

menjadi jemaat yang diakonis dan missioner.

 

Motto Tahun Diakonia 2009:

Sejahtera Desa,sejahtera kota

Sejahtera masyarakat Sejahtera Negara

 

Sejahtera Jemaat, sejahtera Gereja

Sejahtera Bangsaku, sejahtera gerejaku

 

Tema tahun diakonia HKBP 2009 didasarkan pada pemaknaan pemberitaan nabi Yeremia 29:7. Sangat jelas bahwa bangsa Yehuda ditugaskan untuk mengusahakan kesejahteraan kota. Ketika itu situasi mereka berada dalam tekanan penjajahan bangsa Babel. Penjajahan itu menghantar bangsa Yehuda pada situasi tertekan, tidak bebas sama sekali tidak berhak melawan pemerintahan Babilonia. Namun dalam penindasan itu, suara kenabian diperdengungkan. Karya keselamatan Allah dapat dikerjakan Allah dan dirasakan umat dalam setiap kondisi kehidupan, bahkan dalam masa-masa sulit yang dihadapi umat. Dalam situasi tertindas dan tanpa kebebasan, umat malah diarahkan oleh nabi Allah untuk mengusahakan kesejahteraan kota tempat mereka dibuang, berdoa untuk kota itu kepada Tuhan supaya kesejahteraan memenuhi tempat itu. Basis untuk mengusahakan kesejahteraan itu adalah Umat Allah. Penekanan dalam tema itu adalah umat yang pro-aktif mengusahakan kesejahteraan (damai sejahtera) yang menyangkut seluruh aspek kehidupan,jasmani dan rohani. Dengan kata lain bahwa panggilan untuk mengusahakan kesejahteraan kota berpusat pada umat sebagai pelaku misi atau jemaat missioner. Dalam rangka mengusahakan kesejahteraan kota (damai sejahtera) semua umat juga diarahkan untuk tidak lupa berdoa. Dalam hal ini, berdoa untuk kesejahteraan kota merupakan aksi spiritual yang transformatif dari umat, sebab melalui doa harapan atas keadilan, perlindungan hukum, dan damai sejahtera, akan senantiasa disampaikan kepada Allah. Sekaligus dalam aksi berdoa, umat juga dituntun untuk melibatkan diri dalam tindakan  menegakkan keadilan, sikap berpihak pada orang miskin, orang yang diperlakukan tidak adil.

Melalui Tahun Diakonia 2009 ini, HKBP juga turut dipanggil Allah untuk menghadirkan damai sejahtera melalui jemaat yang missioner sehingga akan terjadi diakonia yang transformatif. Terlepas bagaimana kondisi kehidupan bangsa Indonesia dan dunia sekarang ini, kehadiran gereja HKBP sedang membawa misi Allah untuk mensejahterahkan dunia di mana ia hadir, baik di kota maupun di desa.

Tema tahun diakonia ini kemudian dijabarkan kembali melalui sub-tema tahun Diakonia. Penekanan kunci dalam sub-tema ini yaitu “melengkapi pelayanan yang inklusif dengan memperlengkapi jemaat untuk menjadi jemaat yang diakonis dan misioner”. Hal itu berarti bahwa perlu tindakan aktif berkarya, melengkapi semua pelayanan yang sudah ada, melalui pemberdayaan warga. Dengan demikian, karya pelayanan ini  berbasis pada jemaat yang missioner, artinya gereja memberdayakan warga jemaat untuk melakukan misi Diakonia (bnd. Ef. 4:12).

Jika mengacu pada makna pemberitaan dalam Efesus 4:12, sedikitnya ada dua penekanan pokok, yaitu:

1.       Disebutkan bahwa Tuhan memberikan para rasul, para nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar (Pelayan Gereja; Klerus) untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus. Sesungguhnya yang dimaksud sebagai orang-orang kudus itu adalah seluruh jemaat itu sendiri. Jadi gereja atau jemaat adalah persekutuan orang-orang kudus (communio sanctorum). Namun karena pembagian tugas jabatan pelayanan yang berbeda, maka orang-orang Kudus itu disapa dalam dua macam sebutan. Kelompok pertama disebut sebagai kaum pelayanan gereja/kaum klerus, sedangkan kelompok kedua adalah kaum awam/jemaat biasa. Kedua pengelompokan ini tidak berbicara tentang kedudukan siapa yang lebih tinggi atau rendah, melainkan pada tugas pelayanannya. Penekanan pokok pada bagian pertama ini, bahwa tugas utama para pelayan gereja/klerus adalah  untuk memperlengkapi dan memberdayakan persekutuan orang-orang kudus (communio sanctorum) bagi pekerjaan pelayanan diakonia yang transformatif. Itu sebabnya pemimpin gereja, para pelayan tahbisan bukanlah soal kedudukan atau kekuasaan melainkan soal pelayanan yang berpihak kepada keadilan dan pembebasan kaum miskin, menjadi fasilitator untuk memberdayakan kompetensi yang ada pada Persekutuan orang kudus tersebut (communio sanctorum). Atas dasar ini, sesungguhnya kaum rohaniawan/klerus/pejabat gerejawi bukanlah kelompok yang harus berada pada barisan depan yang menentukan pergerakan pelayanan Diakonia yang transformatif (dalam hal ini  umat itu sendiri). Jemaat atau persekutuan orang-orang kudus itu sendirilah yang menjadi penggerak dari karya Diakonia yang transformatif. Sebab, bila klerus/pelayan gereja harus selalu berada di depan, maka jemaat sering terjebak pada kondisi yang bergantung pada keberadaan pelayan gereja (tidak mandiri).

2.      Tujuan pelaksanaan tugas pelayanan para pelayan gereja adalah memberdayakan atau memperlengkapi Persekutuan orang kudus tersebut (communio sanctorum) menjadi jemaat yang dapat melakukan karya diakonia yang transformatif. Jadi, jemaat adalah basis. Bila Jemaat adalah basis/subjek/pelaku misi pelayanan Diakonia, maka posisi para pelayanan gerejawi adalah benar-benar sebagai pelayan yang hadir memperlengkapi warga jemaat. Melalui metode ini, akan tercipta suatu model pelayanan yang disebut dengan pelayanan diakonia yang transformatif, dimana umat sebagai barisan terdepan mampu menyikapi berbagai keadaan yang terjadi. Persekutuan orang kudus dimandirikan melalui jiwa yang missioner, sehingga dengan demikian, mereka sendiri yang akan kembali membawa roh misi pelayanan Diakonia yang transformatif itu ke dalam pekerjaannya sehari hari. Dengan demikian, jemaat membawa misi diakonia dalam kehidupanya sehari-hari. Persekutuan orang kudus menjadi jemaat yang misioner.

Jiwa dari jemaat missioner ini sendiri sangat terasa dalam sikap hidup jemaat mula-mula (Kis. 2:41-47, dan Kis. 4: 32-37). Jemaat hidup dalam nuansa persekutuan/komunitas. Setiap jemaat, karena persekutuan di dalam Kristus, menjadi satu bagian, dan saling menunjukkan solidaritas. Dengan dasar ini, umat terdorong untuk memperlakukan satu sama lain sebagai saudara, walaupun sebelumnya latarbelakang mereka berbeda. Persekutuan ini sendiri menjadi persekutuan yang saling berbagi. Tidak ada seorangpun yang menganggap dirinya lebih kaya dari yang lainnya, sebaliknya setiap pribadi memberikan hak miliknya untuk mencukupkan orang-orang yang berkekurangan sehingga damai sejahtera dapat dirasakan semua jemaat. Komunitas umat percaya hidup dan berkembang di dalam jiwa persekutuan yang saling melayani. Jemaat hidup dengan bertekun dan sehati sepikir dalam Bait Allah. Persekutuan ini kemudian berkembang dan menjadi kesaksian bagi orang-orang di sekitar mereka.

Gerakan diakonia di dalam jemaat dimulai oleh jemaat itu sendiri, dengan kesadaran bahwa mereka merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari komunitas. pelayanan diakonia berakar dalam ibadah persekutuan umat percaya. Pelayanan diakonia dirayakan dalam ibadah, secara khusus dalam ibadah/liturgi Perjamuan Kudus. Titik berangkat Diakonia adalah persekutuan yang melaksanakan liturgi. Awalnya perayaan ibadah/liturgi Perjamuan Kudus selalu ditandai dengan perjamuan kasih (perjamuan makan bersama) sebagai kesempatan untuk menikmati dan berbagi bersama makanan dan minuman yang mereka kumpulkan. Roti dan anggur yang dibagi-bagikan dalam Perjamuan Kudus adalah tubuh Tuhan Yesus Kristus sendiri yang dipecah-pecahkan dan darahNya yang dicurahkan untuk kehidupan banyak orang. Ketika menerima roti dan anggur yang adalah tubuh dan darah Tuhan, gereja dipersatukan dengan Tuhan yang berdiakonia atau melayani orang lain. Roti dan anggur perjamuan itu bukanlah simbol penyerahan, pengorbanan, pemberian dan pembagian diri bagi orang lain demi keselamatan. Selanjutnya dalam tradisi gereja mula-mula, di mana diadakan Perjamuan Kudus di sana tampak sikap saling berbagi kasih, misalnya dalam perjamuan makan bersama dan penyerahan persembahan di kaki para rasul untuk mencukupkan orang yang berkekurangan (lih. Kis. 2:44-45, 4:32-35). Dengan demikian jelaslah bahwa diakonia adalah bagian dari ibadah/liturgi gereja.

Undangan pada perjamuan kasih merupakan undangan persaudaraan dimana baik orang yang kaya maupun yang mampu membawa makanan, mengumpulkannya dan membagi bersama. Dengan demikian semua orang boleh hidup berkecukupan (bng. 2 Kor. 8:15). Orang miskin mendapat kasih melalui perjamuan itu, sebab pemberian roti bukan hanya karena  alasan pemenuhan kebutuhan fisik, melainkan karena penerimaan, keterbukaan, pengakuan, dan rasa hormat dari jemaat itu sendiri. Tindakan jemaat yang mampu menembus lapisan struktur-ekonomi dan sosial, itulah ciri jemaat missioner, jemaat yang melaksanakan diakonia yang transformatif.

Jemaat yang missioner bergerak ke arah missi Allah di dalam Kristus yaitu pembebasan dunia yang sedang menderita dengan memberikan damai sejahteraNya (bnd. Luk. 4:18-19). Pelayanan gereja bukanlah soal ritus ibadah semata sebab damai sejahtera bukan hanya menyangkut kehidupan spiritualitas. Pelayanan gereja adalah juga kesaksian akan komunitas yang hidup, yaitu ketika warga jemaat menjadi pelaku-pelaku misi yang membawa pelayanan diakonia ke arah yang transformatif, yang mampu merobohkan kecongkakan-kecongkakan masyarakat, dan membebaskan belenggu-belenggu penindasan atas orang-orang miskin. Berdiakonia berarti mengijinkan orang-orang miskin, kecil dan lemah itu menjadi bagian dari kehidupan bersama kita. Sebab itu diakonia pertama-tama adalah rasa hormat, pengakuan kepada kemanusiaan orang-orang yang kecil dan lemah. Dengan demikian Damai Sejahtera Allah dirasakan dalam diakonia transformatif bukan hanya melalui kegiatan-kegiatan charitatif (atas dasar kasihan, pemberian kebutuhan fisik).

Dengan demikian, diakonia yang transformatif melihat Allah sebagai pembebas yang berpihak pada orang-orang miskin dan tertindas. Itu sebabnya ketika jemaat Kristen mula-mula ditekan oleh pemerintah yang berkuasa, mereka tetap hidup dalam persaudaraan yang penuh kasih. Mereka beribadah kepada Allah sang pembebas dan lewat doa, mereka menjadi berani untuk lebih taat kepada Allah daripada taat kepada manusia. Doa-doa ini berdampak pada diakonia yang transformatif manakala tekanan tidak dianggap sebagai hambatan untuk membangun komunitas persaudaraan yang sehati dan sepikir. Jemaat yang berdoa bersama menunjukkan komitmen dan solidaritas untuk mengakhiri penindasan, sehingga mereka keluar dari struktur masyarakat ketika itu yang sarat dengan diskriminasi antara orang kaya dengan orang miskin, tuan dengan hamba.

Jiwa jemaat missioner ini kiranya juga dapat tetap hidup dalam seluruh dinamika pelayanan HKBP. Hal yang mungkin dilakukan untuk itu adalah melalui upaya memperlengkapi warga gerejanya melalui keterlibatan para pelayan. HKBP kiranya mampu merefleksikan pelayanannya dalam aksi yang berdampak pada transformasi sosial baik yang dapat dicapai dalam jangka pendek, jangka panjang maupun berkelanjutan yang mengarahkan hidup ke arah yang lebih baik. Contoh konkrit misalnya dengan merespon masalah kemiskinan, kebodohan, kekerasan, korupsi, keterbelakangan, keterasingan, diskriminasi, penyakit sosial, masalah tanah dan lingkungan hidup, masalah HIV AIDS. Dengan demikian setiap arah program pelayanan pada tahun Diakonia 2009 benar-benar dalam rangka mendoakan dan mengusahakan damai sejahtera (syalom) sebagaimana yang diberitakan dalam Jeremia 29:7, ucapan Yesus Kristus dalam Matius 25:40, Lukas 4:18-19, Lk 6:36, Markus 1:15 dan 16.15.

Dengan menghidupi makna pelayanan diakonia berdasarkan Firman Tuhan, maka warga jemaat akan mampu melakukan karya pelayanan yang berpihak kepada orang miskin, yang tertindas, dan terbelakang. Karya pelayanan yang lain yang juga sangat penting adalah sikap yang berpihak pada penghargaan terhadap tanah dan lingkungan (ciptaan yang lain). Dengan demikian, pelayanan bukanlah kegiatan yang bersifat hiburan, seremonial dan hura-hura, melainkan pelayanan yang sungguh-sungguh menciptakan keadilan dan pembebasan seluruh ciptaan.

HKBP dalam karya pelayanannya sebenarnya memiliki potensi untuk membangun pelayanan diakonia-transformatif. Potensi yang ada tersebut dapat diberdayakan sambil berefleksi dari keberhasilan pelayanan para Misioner, misalnya I.L. Nommensen, yang menekankan pola pelayanan “Pargodungan”. Ada beberapa hal yang ia kembangkan dalam rangka mensejahterahkan masyarakat melalui sistem pelayanan Pargodungan, yaitu pendidikan, kesehatan, pertanian, dan sistem ekonomi yang terintegrasi dalam persekutuan di kompleks gereja.

Keempat hal di atas kemudian dituangkan dalam Aturan dan Peraturan HKBP 2002, dimana melalui Depertemen Diakonia diberikan tanggung jawab dalam penyelenggaraan dan pengembangan 5 (lima) bidang pelayanan penting, yaitu: pendidikan, kesehatan, diakoni sosial, pengembangan masyarakat dan penanganan masalah-masalah sosial. HKBP kiranya mampu terus mengembangkan pelayanannya walaupun di beberapa bidang pelayanan sudah mulai terlihat bentuk-bentuknya. Betuk pelayanan yang dapat dikerjakan misalnya: a) Di bidang pendidikan, terbentuknya Badan Penyelenggara Pendidikan HKBP (BPP HKBP) yang bertanggungjawab untuk menyelenggarakan seluruh pendidikan di HKBP dalam satu sistem yang berorientasi mutu. b) Di bidang pengembangan masyarakat, telah dilakukan upaya merespon kemiskinan petani dengan berbagai pendekatan yang berpihak pada petani, model pertanian yang ramah lingkungan dan berorientasi ekonomi masyarakat yaitu mengembangkan konsep pertanian organik (motto: “sinur napinahan gabe na niula”); membentuk Credit Union (CU) dan CUM/Komunitas Kredit Masyarakat (KKM). c) Di bidang Diakonia Sosial, selain menjalankan pelayanan di panti karya Hephata, secara khusus bagi orang cacat, sekarang telah dikembangkan model pelayanan pemberdayaan rawatan di luar panti melalui program Community Based Rehabilitation (CBR) dan pelayanan kepada masyarakat jompo. d) Di bidang Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan, (KPKC/JPIC: Justice, Peace and Integrity of Creation) telah ada upaya kampanye atau seruan mengenai pelayanan pemeliharaan lingkungan dan respon dampak kerusakan lingkungan. e) Di bidang kesehatan sudah ada upaya memperbaiki kondisi Rumah Sakit HKBP Balige, juga menggagasi adanya ansuransi kesehatan bagi para pelayan dan penanggulangan masalah HIV AIDS melalui pelayanan Komite HIV AIDS HKBP.

 Apa yang telah dipikirkan oleh HKBP melalui tema Tahun Diakonia ini kembali ditujukan untuk mengusahakan kesejahteraan hidup yang holistik (menyeluruh) baik di kota, desa, maupun di semua tempat dimana HKBP ada. HKBP diharapkan mampu memberdayakan dan memperlengkapi jemaat menjadi jemaat yang diakonis dan misioner sebagai bagian dari usaha mensejahterakan kehidupan jemaat lokal yang kemudian akan berdampak pada kesejahteraan global. Semua manusia, semua makhluk akan merasakan syalom itu sendiri, sehingga diakonia benar-benar transformatif. Itu sebabnya Gereja bersama dengan persekutuan oikumenis di seluruh dunia turut ambil bagian dalam penyelesaian masalah global (dunia secara menyeluruh), misalnya melalui aksi sosial yang berpihak pada pelestarian alam semesta, pembebasan masyarakat dari kekerasan dan kemiskinan struktural.

Diakonia transformatif membuka kesadaran jemaat untuk keluar dari struktur yang selama ini menindas. Dengan demikian pelayanan mimbar akan menjadi semakin kontekstual melalui pelayanan meja yaitu ketika komunitas memecah-mecah roti bersama-sama, membawakan persembahan semampunya untuk dibagikan dalam komunitas. Jemaat missioner adalah jemaat yang bersekutu bersama Firman Allah, berdoa bersama, berbagi bersama dan inilah kesaksian yang berdampak pada diakonia transformatif. Jemaat menjadi “diaken-diaken” yang menghadirkan kesejahteraan yang holistik bagi orang-orang kudus, umat Allah.

 

2.2. Catatan Penting Pemaknaan Tema, Sub Tema dan Motto Tahun Diakonia  

terhadap Penyelenggaraan Program Pelayanan Tahun Diakonia

Tema dan Sub Tema beserta dengan Motto Tahun Diakonia HKBP 2009 sebagaimana yang telah dijelaskan di atas kiranya dapat menjadi dasar pengikat seluruh program kegiatan dan pelayan yang akan dilaksanakan. Atas dasar pemahaman tersebut maka ada beberapa catatan penting dalam kerangka acuan pelaksanaan program yaitu:

1.       Damai sejahtera Allah kiranya hadir dalam setiap lapisan masyarakat. Atas dasar ini, pelayanan Diakonia yang transformatif untuk mengusahakan kesejahteraan bagi setiap lapisan, kiranya dapat dilaksanakan oleh lima aras/tingkat pelayanan:

o  Tingkat Nasional

o  Tingkat Wilayah

o  Tingkat Distrik

o  Tingkat Resort

o  Tingkat Jemaat

Oleh karena itu, kelima aras ini diharapkan dapat proaktif mewujudkan sasaran yang diharapkan. Dalam hal ini, distrik secara khusus diharapkan dapat mengkoordinasikan kegiatan pelayanan dan berusaha memotivasi jemaat, mendukung dan mengawasi pelaksanaan program pelayanan.

2.      Dalam buku panduan ini kiranya terlihat peran dan keterpaduan pelayanan masing-masing departemen baik dalam tahapan persiapan, pembagian tugas serta kepanitiaan dan anggaran, terutama dalam pelaksanaan program.

3.      Kiranya program pelayanan yang ditargetkan dapat dipelajari masing-masing jemaat lokal, resort, distrik wilayah dan Nasional. Selanjutnya diharapkan dapat menentukan target pelayanan mana yang paling cocok dapat dilaksanakan. Artinya setiap jemaat, resort dan distrik diharapkan dapat proaktif mewujudkan sasaran yang diharapkan. Dalam hal ini, distrik secara khusus diharapkan dapat mengkoordinasikan kegiatan pelayanan dan berusaha memotivasi jemaat, memndukung dan mengawasi pelaksanaan program pelayanan.

4.      Untuk memantapkan kegiatan pencanangan di lima aras/tingkat pelayanan, kiranya pimpinan dan tim dari pusat akan datang melakukan penjemaatan dan pencanangan. Kemudian, agar program pelayanan Tahun Diakonia dapat berjalan lebih baik, maka distrik perlu membentuk panitia khusus. Panitia khusus lainnya yang sangat perlu dibentuk adalah panitia dalam aras Nasional.

 

 

2.3. Tujuan dan Sasaran

2.3.1. Tujuan

Pelaksanaan Program Pelayanan di Tahun Diakonia HKBP 2009 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mutu kehidupan serta ketaatan seluruh jemaat sebagai persekutuan orang percaya (communio sanctorum) untuk berDiakonia demi kemuliaan Allah, keadilan dan kesejahteraan seluruh ciptaan.

1.       Warga jemaat HKBP dapat memahami tugas panggilan gereja bahwa diakonia adalah bagian integral pelayanan Koinonia, dan Marturia.

2.      Warga jemaat HKBP dapat menjadi pelaku/subjek pelayan diakoni, sehingga warga jemaat menjadi jemaat yang berbelas kasih, berkemampuan mengatasi kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan dan penindasan.

3.      Para tokoh dan pemerhati pelayanan diakonia HKBP dapat menjadi mitra yang memberdayakan pelayanan diakonia di semua aras, terlebih mendukung unit pelayanan diakonia di aras distrik, dan pusat.

4.      Para pelayan HKBP mampu menjadi subjek/pelaku pelayanan diakonia di semua aras.

5.      Terbentuk berbagai lembaga dan berdiri berbagai gedong bangunan pelayanan diakonia untuk menopang pelayanan diakonia yang strategis, konprehensif, koordinatif dan berkelanjutan.

 

2.3.2. Sasaran

Pelaksanaan Program Pelayanan di Tahun Diakonia HKBP 2009 memiliki beberapa sasaran yang akan dicapai, antara lain:

1. Terbentuk sedikitnya 300 (tiga ratus) Komisi Beasiswa, 100 Taman Kanak-kanak atau Play Group, 200 (dua ratus) KKM (Komunitas Kredit Masyarakat) dan 300 Poliklinik di seluruh HKBP.

2. Penanaman 1 (satu) juta pohon di seluruh wilayah pelayanan HKBP dan penyelenggaraan ibadah/ liturgi penanaman pohon, sekali dalam setahun di seluruh HKBP.

3. Adanya dukungan pembangunan perpustakaan di lima badan pendidikan teologi HKBP (Pusat Pendidikan Diakones, Sekolah Tinggi Teologi, Sekolah Guru Huria, Sekolah Bibelvrouw, dan Sekolah Pendeta)

4. Menggerakkan 50 jemaat atau kelompok pemerhati solidaritas dan subsidiaritas antara huria  kota untuk membantu pelayanan di wilayah kategori penduduk/jemaat miskin.

5. Pensosialiasasian gagasan pembentukan pelayanan baru di setiap distrik di HKBP, komite HIV AIDS, pusat penanganan bagi korban kekerasan, lembaga pemberdayaan baik terhadap petani, mahasiswa, nelayan dan buruh sesuai kebutuhan sekarang dan ke depan.

6. Berdirinya persekutuan warga jemaat secara nasional yang memikirkan pelayanan diakonia berkelanjutan, menyongsong Jubileum 150 tahun HKBP, yang berkekuatan untuk merespon berbagai masalah kemiskinan, kekerasan, keterbelakangan dan masalah lingkungan serta merespon masalah demokrasi dan globalisasi.

7.  Terbentuknya lembaga Fonds untuk penanggulangan masalah Bencana Alam di aras distrik dan secara nasional di Kantor Departemen Diakonia HKBP

 

2.4. Rancangan Program Tahun Diakonia HKBP 2009

Berikut ini adalah rancangan program yang akan dilaksanakan selama perayaan Tahun Diakonia HKBP 2009, yaitu:

A.  Kegiatan Awal dan Akhir

Kegiatan Awal, ditandai dengan Perayaan Paskah. Paskah menjadi moment atau kesempatan penting untuk semakin bersungguh-sungguh melakukan pelayanan terhadap kaum papa, yang miskin, tertindas dan terbelenggu. Sebagai bukti konkret menghidupi makna paskah, maka karya sosial yang mungkin dilakukan secara bersama di seluruh gereja HKBP adalah melalui pengumpulan Bakti Paskah. Dengan demikian bakti Paskah menjadi tanda Diakonal yang sangat penting dalam perayaan Paskah. Untuk acara ini sangat Pimpinan dan praeses HKBP diharapkan bertindak sebagai pemimpin ibadah Perjamuan Kudus dan ibadah Pastoral sekaligus untuk memaklumkan tahun Rahmat Tuhan yang membebaskan, himbauan untuk semua usaha HKBP yang berorientasi mengurangi kemiskinan dengan kegiatan CU, KKM, pemulihan pargodungan, dsb.

Kegiatan Akhir, Perayaan Natal. Tahun Diakoni akan diakhiri dengan perayaan Natal. Suka cita perayaan kelahiran Tuhan Yesus akan kembali ditandai dengan pengumpulan bagian dari puasa yang dilakukan selama 4 Minggu dan mempersembahkannya sebagai bakti Natal.

 

  1. Penjemaatan Diakonia

Kegiatan ini dilakukan oleh tim yang disiapkan dan diutus oleh Departemen Diakoni dengan tugas memberdayakan unsur atau komponen yang ada di distrik dan Nasional agar mampu menjemaatkan atau mensosialisasikan gagasan Tahun Diakonia HKBP 2009 ke jemaat-jemaat. Mengingat berbagai tuntutan kebutuhan yang mungkin berbeda di wilayah pedesaan dengan di wilayah transisi dan kota, metropolitan, maka substansi perayaan Tahun Diakonia mungkin dilaksanakan dalam bentuk yang berbeda pula. Untuk wilayah pedesaan pelayanan akan difokuskan pada pemaknaan diakonia kepada kaum petani. Selain itu agar semua jemaat dan resort mengagas penghargaan serta memfungsikan lahan pargodungan untuk kegiatan penitipan anak, TK, pengadaan program pengobatan, perpustakaan, pelatihan pertanian terpadu, gerakan ekonomi kerakyatan, dsb. Untuk wilayah transisi, seperti distrik Sumatera Timur, Asahan Labuhan Batu, Labuhan Batu, Riau dan Kep. Riau, Jambi, Sumbagsel, pelayanan difokuskan pada pemaknaan diakonia terhadap buruh industri dan perkebunan, pengusaha kecil menengah, nelayan dan ekonomi kerakyatan, perpustakaan, pengadaan sarana pusat retreat di aras Distrik, pengadaan beasiswa dan pusat latihan belajar dan computer, dsb. Untuk wilayah perkotaan, agar pelayanan Diakonia difokuskan mendirikan pelayanan beasiswa, komputer, perpustakaan ,pengadaan sarana pusat retreat, pengumpulan dana solidaritas dan subsidiaritas pemberdayaan ekonomi jemaat pedesaan dan masyarakat miskin kota.

 

C.  Program Pelayanan Tahun Diakonia HKBP 2009 dalam lima aras pelayanan:

Program Tingkat Nasional:

1. Perayaan Ulang Tahun 150 tahun Nommensen

·          Napak Tilas Nommensen untuk Pemuda dan Mahasiswa

·          Pencangan Penanaman Pohon (175.000 pohon) didahului Ibadah Penanaman Pohon.

·          Kampanye Pemuda dalam rangka ‘4R’ (Reduce, Reuse, Repalce, Recycle)

            2. Pertemuan Raya ‘orang-orang kudus’ (communion sanctorum,) yaitu Warga Jemaat

3. Cross country (untuk pemuda dan mahasiswa)

4. Perayaan 80 tahun Sekolah Bijbelvrouv

5. Konferensi Guru-guru Sekolah HKBP

6. Penggalangan Dana untuk membantu Perpustakaan di Lembaga Persamaian HKBP

7. Penataan Asrama Putri di Medan

8. Pengembangan ‘Jetun’ dan ‘Seminari Sipoholon’ sebagai Pusat Pelayanan Terpadu antar Departemen.

9. Pembentukan Lembaga Asuransi Pelayan

10. Pelayanan pada mahasiswa

 

Program Tingkat Wilayah:  

1. Konsultsi Diakonia Yang Holistik (dalam rangka PWG)

2. Pelatihan/Pemberdayaan Pelayaan di bidang Pertanian, Peternakan dan Paska Panen

3. Pemberdayaan ‘pergodungan’ dan Pusat Latihan.

4. Penggalangan Dana untuk membantu Perpustakaan di Lembaga Persamaian HKBP

 

Program Tingkat Distrik:

1.       Kebaktian Raya Paskah;

2.      Kebaktian Raya Natal

3.      Lokakarya  Diakonia untuk Dewan Diakonia

4.      Penerbitan dan penjemaatan beberapa buku PA sesuai kebutuhan jemaat untuk menjadi buku pegangan ibadah, sekaligus untuk memotivasi warga HKBP memahami makna Tahun Diakonia 2009.

5.      Program Kesehatan (konsultasi dan penanganan masalah) HIV-AIDS

6.      Pembentukan Kredit Komunitas Masyarakat (KKM)

7.      Sayembara cipta logo Tahun Diakonia.

8.      Pembentukan Unit Tanggap Bencana

 

Program Tingkat Ressort

1.       Pembentukan Credit Union (CU)

2.      Pembentukan Kelompok-kelompok Tani

3.      Pembentukan Komisi Beasiswa

4.      Program Kesehatan/Poliklinik

5.      Perayaan Perjamuan Kudus (Pada Hari Raya Pentakosta)

 

Program Tingkat Jemaat

1.       Pendirian Taman Kanak-kanak

2.      Pengadaan Perpustakaan ‘Mini’.

3.      Aksi Diakonia Anak-anak dalam Masa Passion

4.      Aksi Diakonia Anak-anak dalam Masa Advent

5.      Kebaktian Harian untuk Keluarga dalam Masa Passion

6.      Kebaktian Harian untuk Keluarga dalam Masa Adventø

7.      Penelaahan Alkitab

 

2.5. Pengorganisasian

1.       Penyelenggaraan Tahun Diakonia 2009 akan dilakukan secara menyeluruh dan sinergi bekerjasama dengan departemen Koinonia dan Marturia. Dengan demikian, akan menjadi semakin jelas peran Departemen Koinonia memotivasi jemaat untuk berMarturia dan berDiakonia. Selanjutnya Departemen Marturia tetap menggalakkan semangat kesasksiaannya dengan berDiakonia. Demikian sebaliknya, Diakonia dapat memahami akar pelayanannya bersumber dari pelayanan ibadah dan pelayanan meja. Serta bersama dengan departemen Marturia menyaksikan dengan perbuatan nyata tuntutan Injil yang utuh bagi semua dan seluruh mahluk.

 

2.      Baik Departemen Diakonia maupun Koinonia, secara bersama dan bergandengan tangan berupaya memotivasi kategorial dan sektoral di tengah jemaat untuk memahami teologi Diakonia yang berKoinonia. Secara bersama akan melakukan napak tilas terhadap pemuda dan mahasiwa dan sekaligus melakukan penanaman pohon. Diakonia akan lebih pada posisi menyiapkan pemberdayaan teknis pembibitan di beberapa Distrik atau resort. Secara bersama juga akan menjajaki upaya memfungsikan pusat perkampungan pemuda di Jetun dan pusat pendidikan di Seminarum Sipholon.

 

3.      Baik Departemen Diakonia maupun Marturia, secara bersama dan bergandengan tangan menyusun liturgi Perjamuan Kudus. Melakukan kegiatan studi pelayanan terhadap mahasiswa, buruh dan petani. Bersama dengan Marturia mendirikan unit pelayanan radio di beberapa Distrik yang memungkinkan dan bekerjasama melakukan pelayanan khusus di Pulau Rupat.

 

4.      Kegiatan Tahun Diakonia 2009 diharapkan lebih bersifat aksi daripada seremoni. Oleh Karena kiranya kegiatan Tahun Diakonia di jemaat-jemaat langsung dikoordinir oleh Dewan Diakonia dan dimasukkan ke dalam program dan anggaran jemaat. Di tingkat Distrik, kegiatan Tahun Diakonia agar langsung dikoordinir dibawah Kepala Bidang Diakonia. Bila di Distrik yang bersangkutan belum ada Kepala Bidang Diakonia maka kegiatan langsung dipimpin oleh Praeses.

 

5.      Selain dari yang sudah dituliskan di atas (membentuk koperasi, komisi beasiswa, dan poliklinik serta menanam pohon),maka masing-masing jemaat dapat mengembangkan kegiatan Diakonia lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lapangan. Namun tetap diingatkan agar kegiatan tidak bersifat seremonial dan konsumtif.

 

6.      Seluruh kegiatan Diakonia tetap merupakan bagian dari ibadah. Sebab itu disarankan agar jemaat-jemaat mengadakan kegiatan tahun Diakonia dalam ibadah dan diperkuat dengan rangkaian studi Pendalaman Alkitab (PA) tentang Diakonia. PA dapat menggunakan bahan-bahan yang disediakan Panitia Tahun Diakonia maupun dipersiapkan oleh para pendeta setempat.

 

7.       Dalam melaksanakan dan mensukseskan kegiatan pelayanan Tahun Diakonia HKBP 2009, maka sangat diharapkan partisipasi dan sikap pro aktif dari seluruh lapisan jemaat, termasuk dalam hal kerapihan administrasi dan keuangan pelaksanaan kegiatan.

 

8.      Dalam rangka mempersiapkan perayaan tahun diakonia dan Jubileum 175 tahun ompui Dr I.L.Nommensen dari tanggal 3-6 Februari 2009, telah dibentuk Pengurus Pelaksana yang diselenggarakan bersama HKBP dengan tim Yayasan Gema Kryasa Jakarta.

 

2.6. Susunan Kepanitiaan

A. Panitia Pelaksana Pusat

Penanggungjawab      : Ephorus HKBP

Ketua Umum              : Pdt. Nelson Flores Siregar

Ketua                          : Pdt. Dr. Jamilin Sirait

Ketua                          : Pdt. Dr. Binsar Nainggolan

Sekretaris  Umum     : Pdt. Ramlan Hutahaean

Sekretaris I              : Pdt. Miduk Sirait

Sekretaris II                        : Pdt. Maulinus Siregar

Bendahara umum       : Pdt. B.M. Siagian

Anggota Tim Diakonia :

                        1. Dari BPP.

                        2. Pdt. Eden Siahaan

                        3. Pdt. Bahtiar Bakara

                        4. Pdt. Melinda Siahaan

                        5. Pdt. Osten Matondang

                        6. Pdt. Jusden Sinaga ( utusan manager )

                        7. Cln. Pdt Morrys Marpaung

Anggota Tim Kepala Departemen Koinonia :

                        1. Pdt. Same Siahaan

                        2. Pdt. Rikson Hutahaean

Anggota Tim Kepala Departemen Marturia

1.       Pdt. Donal Sipahutar

2.   ………………………………

 

B. Panitia Pelaksana Nasional

Ketua pelaksana                    :

Sekteraris Pelaksana                       :

Bendahara                              :

 

Tugas dan tanggungjawab

1. Mempersiapkan dan menyelenggarakan pertemuan raya tokoh jemaat se Indonesia.

2. Menetapkan sasaran /out put Konsultasi pertemuan raya warga jemaat.

3. Menindaklanjuti kegiatan sampai peujudan monumental dalam perayaan Jubileum 150 tahun, 2011.

 

C. Panitia Pelaksana wilayah

Ketua Pelaksana                    : Wil I Tapanuli

Sekretaris Pelaksana           :

Bendahara                              :

Ketua Pelaksana                    : Wil II Sumatera bagian Utara

Sekretaris Pelaksana           :

Bendahara                              :

Ketua Pelaksana                    : Wil III Jawa Kalimantan,

Sekretaris                             :

Bendahara                              :

Ketua Pelaksana                    : Wil IV IBT

Sekretaris                             :

Bendahara                              :

 

Tugas dan tanggungjawab Panitia Pelaksana wilayah:

1.1.     Menjemaatkan tahun Diakonia ke jemaat HKBP ke berbagai propinsi.

1.2.    Merumuskan bersama dengan Kadep Diakonia target khusus masing-masing wilayah.

1.3.    Mempersiapkan dan menyelenggarakan konsultasi menerima masukan serta penetapan target pelayanan diakonia tahun 2009 hingga menjelang perayaan Jubileum 150 tahun HKBP.

1.4.    Mencari dana yang diharapkan dapat memfasilitasi terselenggaranya konsultasi diakonia. Jika memungkinkan untuk memulai kegiatan meujudkan target program di wilayah.

1.5.    Membuat laporan pertanggungjawaban ke donasi dan ke Panitia Pusat.

 

D. Panitia Pelaksana Distrik

Pengurus Panitia distrik ini dipilih oleh Praeses dan SK-nya dapat ditandatangani oleh Panitia Pusat Tahun Diakonia HKBP.

 

Tugas dan Tanggungjawab Panitia Pelaksana Tahun Diakonia Distrik

1.       Mengutus peserta latihan pelatih tahun Diakonia HKBP dari distrik

2.      Menjemaatkan makna tahun Diakonia ke jemaat dan resort-resort

3.      Merancang Konsultasi tahun diakonia di aras distrik

4.      Merancang target utama untuk pelayanan tahun diakonia 2009 hingga merayakan Jubileum 150 tahun HKBP 2011.

5.      Meujudkan target program serta membuat laporan kegiatan kepada Praeses dan ke panitia Pusat tahun Diakonia.

 

E. Panitia pelaksana di resort dan jemaat

1. Mengikuti pelatihan dalam rangka penjemaatan tahun diakonia ke aras resort dan distrik.

2. Menjemaatkan diakonia berbasis jemaat

3. Memilih dan meujudkan sasaran tahun diakonia Jemaat

4. Mengevaluasi dan merefleksikan kegiatan tahun 2009, serta menindaklanjuti pewujudan monumental yang diresmikan dalam Jubileum 150 tahun 2011.

 

 

Pearaja – Tarutung, 29 Oktober 2008

Kepala Departemen Diakonia HKBP

 

 

Pdt. Nelson  Flores Siregar S.Th.

 


 

December 30, 2008 at 6:38 pm 4 comments

Kotbah Akhir Tahun 31 Desember 2008

DIBOTO TUHAN I DO SUDE NA MASA I

PSALMEN 139.7-12

(Kotbah Akhir Tahun – Pdt. Nelson Siregar)

 

Ndang piga dan nari masuk ma hita tu sada taon na Imbaru. Taon 2009, taon na so taboto aha na masa disi. Tontu songon ruas hita di bangso di  Indonesia on dohot portibi on nungga adong hira-hira uju dia sundung dohot dasing ni na naeng masa di taon na ro. Porlu do hita songon angka parsaoran ni naporsea manjaha pikiran ni angka na malo pabotohon aha nanaeng masa i. Atik pe taboto do sundung na marujung do sude na masa hombar tu hagiotna. Alai na hot do ianggo asi ni roha ni Tuhanta i.

Holan i, hita pe tarjou do asa unang apala paula so manangihon dohot paula so umboto soso-soso ni angka na malo, na bisuk, jala na marroha i. Tabege do bortik na, ra antar leleng do pangkorhon ni krisis ekonomi na masa di portibi on. I do alana lam borat do siadopan ni angka na mora, tarlobi angka na pogos. Hinorhon ni na masa i, nasa na  tagadis tu onan ni portibion hira moru do argana, garida tung posi situtu do pangkorhon na. Isara ni angka ruasta naung maduma na saleleng on hinorhon arga ni kelapa sawit, kopi, dohot pandapotan na asing. Hape nuaeng hira so mararga. Na umposi, ndada holan ala na turun arga ni kelapa sawit di onan, sipata laos diadopi ruas ni huria dohot masyarakat par kepala sawit i do pangunjunan na asing, isara ni aek magodang ( banjir ). Nungga madabu, didondoni tangga muse, ninna angka sijolojolo tubu.

Alai sabalikna tong do dibagasan pos ni roha torop halak. Tarlobi dung Tarpillit Barack Obama gabe Presiden di Amerika. Hebat do barita on, ala diujungna jumpang do nipi ni Pdt Marthin Luther King di taon 60-an, paboa na boi do tutu nang bangso na birong, dos tu bangso sibontar mata. Boi nasida gabe Presiden naparjolo di Negara nagok diskriminasi i. Molo songoni nda diboan i do asa unang na mansadi angka bangso na metmet, bangso na didiskriminasi na saleleng on di bangsonta boi gabe pemimpin ni bangso nang di negerita on tu tingki na ro. Ringkot do hita marnipi, nipi na boi tapatupa gabe mardaging, gabe kenyataan.

Sian kalender ni bangsonta, taon na ro, 2009 dohot do hita songon bangso ni Debata dohot ruas ni bangso Indonesia on tarjou asa parsidohot mamillit na bisuk ni bangsonta di Legislatip dohot Presiden, wakil Presiden. Tahaporsea do,na dihalomohon Debata do  hasasaut ni harajaon ni Debata, di banua tonga on songon na dibanua ginjang hombar tu tangiang naniajarhon ni Tuhanta Yesus tu hita. Alani do songon najinouhon ni Apostel Paulus asa parsidohot hita mamillit pamarenta na marsahala. Sian i do umbaen HKBP mangajarhon di Konfesita i, na marturgas do hita songon huria manangianghon pamarenta, huhut manosoi nang pamarenta, asa nasida mangula hombar tu Harajaon Ni Debata. Na boi parade sipanganon, siinumon, parabiton. Alani na umporlu sian i dohot manjamin hadameon, hasintongan dohot las ni roha tu sude jolma / masyarakat. Sian i do umbaen disuarahon angka uluan ni Hurianta, asa borhat ma hita songon huria na manindangi marhite parsidohotonta di pamilliton i. Holan i unang ma nian hita marnida di lapik. Ala tarjou do hita asa unang songon umpasa ni ompunta ,” eme na masak digagat ursa i nama i ma taula. Ia i didok dongan pilliton, ima tapillit. Jala sotung tubu muse nang di angka natapatujolo i hata na mandok, taloas ma sibuat na di ibana be, sisuan hail na be ma hita. Na jumorbut molo adong muse mandok sian nasida, ndang di ho, ndang di au, tumingon di begu. Hinorhon ni pangalaho i, gabe luangan soaranta pasauthon tahi ni Tuhanta i marhite panghobasion ni angka ruasta na parduli tu ngolu na mardohar, na adil, na manjamin keamanan tu sude. Alani songon soso-soso ni uluan ni Huriata, borhat ma hita tu pamilliton i, tapillit ma anak na bisuk, halak na haposan, na so impolan di perak, na marpanarihon tu ngolu sihatoropan.

Songon huria hita tarjou do hita asa manindangi di portibion, khususna di Indonesia on, taboto do ia taon na ro ima taon Diakonia, taon na pahehe ngolu ni sude horong dohot panggulmiton ni hurianta asa gabe huria na marasi ni roha, mardiakonia. Ia taon Diakonia i, i ma taon na manorushon panghobasion ni parsaoran ( taon Koinonia 2007 ), taon na marsaksi ( taon 2008 ). Nungga tabolus angka taon i, jala tama do ra hamauliatehonta angka na uli na taula, jala na tadai di taon na salpu i di hurianta. Tatorushon ma pamajuhon panghobasionta di parsaoran dohot na marsaksi i marhite na lam tapadasip ngolu na mardiakonia i di taon 2009 on. Di Taon 2009, tamba do silas ni rohanta, ala di taon 2009 taboto 175 taon Jubileum ni Ompunta Tuan Nommensen na sorang taon 1834. Di Jubileum 175 taon Nomensen, laos denggan nang ingotonta, na diloas Tuhanta angka ompunta di Lobu Pining mambunu 2 halak missionar, ima Lyman dohot Munson. Di taon i diparade Tuhanta di tingki na dos, Tuan Nommensen na gabe Apostel tu bangso Batak. Luar biasa.

Dungi molo tamasuki taon Diakoni 2009 na ro, une nang auhononta naung lam jonok hurianta tu pangaradeonta tu taon 2011, napaingothon hita di panghobasionta di Jubileum 150 taon HKBP. Ganup jumpa Jubileum hombar tu hata ni Tuhanta , na tarjou do hita lao paluahon halak na marutang, mangurupi na mabugang, solidaritas tu na gale, manghaholongi angka dongan songon Anak ni Damang, dna ( 3 Musa 25 ). I do alana mansai lengket nang di taon 2009 lam tapadasip visi dohot missi ni diakonia ni Hurianta. Tarjou do hurianta hombar tu konfessi i asa gabe na mardiakonia secara inklusif tu sude jolma dohot saluhut na tinompa. Jala tarjou do hita asa mangulahon diakonia na mamorluhon dalan pasauthon hapistaran asa unang diotootoi deba bangso ni Tuhan i. Dijaou do hita asa mangharingkothon hahipason ( kesehatan ), ulaon asi ni roha, tarlobi tu angka na so mardiha-diha, na pogos, na anturaparon, na sopot so marama so marina, na so dapotan ulaon, na buro, na mapitung, na martihas, dna. Tarjou do hita di taon 2009 na ro asa padasiphon panataponta mangurupi dohot pahehe ngolu ni angka na pogos, na ginosa-gosa. Huhut disosoi Aturan dohot Peraturanta i do asa ungkap rohanta marnida angka tanda-tanda zaman, mangalusi angka hamaolon na lam ragat di tanoon, dingolu ni situan na torop. Asa gabe huria na parsidohot mangalului dohot mangusahahon alus tu na masa i. Siala ni i sude ma hita parsidohot mangusahahon dohot manangiangkon ulaon i, asa jumpang di hurianta songon najonouhon ni thema ni taon Diakonia i, haringkoti, jala tangiangkon hasonangan ni bangso tudia hamu diojakhon,ai molo marhasonangan nasida marhasonangan do nang hamu, Jeremia 29.7

Songoni do nang molo marujiruji hita lao pamanat ngolunta marsada-sada sian taon na tabolus, taon na salpu i. Tontu godang do na ringkot siingotonta disi. Ndada holan ala di angka taon natabolus i torop sihalashononta, godang “succes story” na boi tabaritahon be. Alai dohot do ala taon na salpu i tahilala godang ni angka sipingkiran, siholsohonon, dohot ra na mambaen jut rohanta. Mansai godang kegagalan natadopi di usaha, di parsaoran, diulaonta, di sinta-sinta. Gariada ra mambaen hita mabiar mangadopi nanaeg masa , nanaeg ro di taon 2009 na ro. Holan i ra, apala di borgin na parpudi taon 2008 on, boi do ra sude hita mandok, manang aha pe i alai ianggo sidohonta tung “Luar biasa do Tuhan i napatauhon hita boi mangolu, boi paluahon hita sahat tu arion, jala boi marnida pambahenanNa na balga na so hasuhatan i.

Ise sian hita boi umboto aha na masa tu hita di taon salpu i. Nda godang na tapingkiri dohot tausahahon ndang manjadi hobar tu lomo dohot gogonta. Hape ra godangan do na manjadi i sian na so tahirim dohot tasangkapi. I ma mutiha na arga na so tardodo, na so habogasan hita.

Di tingki na robi ParPsalmen pe nungga manghilala habalgaon ni Tuhan i, nungga manghilala mutiha ni Tuhan. Gariada dipaboa ParPsalmen i, Ia Tuhanta i ndang si parso, ndang manonton Ibana dingolunta, ndang dipasombu ibana hita mangolu mangadopi hamaolon dohot na sama dingolunta. Tung aha pe dipikiri, tung aha disangkapi, tung tudia pe ParPsalmen i lao, martabuni. Tung adong hian pikiran ni parpslmen i padao dirina, manang sabalikna tung sura ibana boi mangarajai sandok tanoon, ro di hajanghajang, disaksihon ParPsalmen i sude do diboto Tuhan, disi do Tuhan i, margogo do tondi ni Tuhan i. Alai tung sura pe ngoluna dibagasan hamaolon, pola naeng tinggang, naeng madabu tu hamagoan, alai diida ParPslamen i do keaktifan, ganjang do tangan ni Tuhanta i manogu ibana. Tung rongom pe haholomon pola manggolom haholomon i marimpot-impot, alai ianggo ngoluni ParPsalmen tongtong do disondangi sinondang ni Tuhan. Asa sahat ngolu sisongoni di Parpsalmen i, dihilala ibana, ndang ala ni gogo ni utokutokna, jala ndang ala hinadeak ni huasona, manang habisuhon na, alai diokui ibana tung sian parjumpangan na do, “ ia ngolu na manang tudia pe mangalangka, sai disi do Tuhan i jumpangsa.

Domu tusi hita pe ra boi do songon Parpsalmen i, molo ungkap rohanta marnida holong dohot asi ni roha ni Tuhan i dingolunta. Jala Alani hita pe une do molo ra pahusorhusorhon songon pandohan ni Apostel Paulus i “Bagasna i antong hamoraon, hapistaran dohot parbinotoan ni Debata na so hasigatan do angka UhumNa, jala na so habogasan do angka dalanNa. Ise ma umboto roha ni Tuhan i ? Ise manuturi Ibana. Ai sian Ibana do saluhutNa ro, marhite Ibana do sasudena i. Di Ibana ma hasangapon salelelengna. Amen ( Rom 11.33-36 )”.

Ise sian hita boi manjamin ngolunta. Ise hita boi manjamin na boi hita mamolus godang angka hamaolon, margogo hita mangadopi na masa di tingki na salpu i. Ra ndang adong. Sian najolo sahat tu nuaeng ra, sai torop do hita mandok, songon na ninidok ni angka si neang roha, paboa boi so sude diatur, segala sesuatu bisa diatur. Alai molo jujur hita, sai adong na boi taatur dohot denggan dohot dasip, alai godang do nang angka na masa na so boi taatur. Alani taloas ma Tuhanta i mangungkap rohanta mardabudabu huhut sian gabe boi dohonta, tutu situtu do godang na i hatauon ni Tuhan , bagas na i parbinotoan ni Tuhan, ndang hasigatan. Ima tatiop di na mangunjugi taon na buruk, taon 2008. Mauliate Tuhan diloas ho ahu mamolus taon na gok mara dohot hamaolon i. Dihamonangkon Tuhanta i hita sian ragam ni tantangan, jala gabe boi hita lam matoras, lam umboto rahasia hagogoon dohot habisuhon ni Tuhanta i. Andul lumobi do na masa di hita sian na tahirim hombar tu hagogoon na mangula dibagasan dirinta. Alani nang di na manadingkon taon 2008 on, jala memasuki taon 2009 on, lam marsihohot ma hita mananda Tuhanta na tongtong manogu hita, manarihon ngolunta, jala na satia rap dohot hita. Molo songon i Tuhanta i tu hita nda lam margogo ma hita nang marpanarihon dingolu ni donganta jolma. Gabe Parasi roha ma hita, songon Amanta parasi roha i. Taharingkoti di taon 2009 na ro asa mar hasonangan bangsota on, ai molo marhasonangan bangsota on, marhasonangan ma nang hita. Amen.

Pdt Nelson Siregar,

Kadep Diakonia

  

December 30, 2008 at 6:02 pm Leave a comment

Salam tahun Diakonia 2009

Mohon maaf, sebab sudah lama saya tidak menshare berbagai kegiatan HKBP dalam upaya merespon berbagai  masalah yang terjadi ditengah kehidupan masyarakat, bangsa dan jemaat kita. Itu terjadi, karena berbagai alasan mendasar, antara lain departemen diakonia sedang menata kegiatan aksi dari basis jemaat dulu, baru kemudian mengemuka ke advokasi kegiatan ke aras elitis, kicauan orang-orang pintar.

Berbagai komentar yang sepanjang dua tahun terahir dilontarkan. Banyak dari komentar yang tidak terjawab. Bukan berarti kita tidak berbuat. Dari tinjauan apa yang sudah digagas dan dilakukan. Ada beberapa optimisme yang sudah dilakukan dan akan lebih digiatkan ke depan. Namun mengingat tahun depan 2009 adalah tahun juga tahun diakonia, yang kebutulan Jubileumnya Nommensen, maka tentu ada hal-hal mendasar yang diharapkan dan baru terjadi. Sebab tahun diakonia 2009 adalah pula sekaligus meniti perjalanan menuju Jubileum 150 tahun HKBP, 2011, sehingga apa yang diharapkan dapat dilakukan HKBP disemua basis pelayanan dan unit pelayanan diakonia kiranya perlu memikirkan kegiatan2 yang fundamental dan monumental. Sebab 150 tahun mempunyai makna tersendiri, sebagaimana dapat dikaji dari Jubileum sebelumnya dan belum tentunya kita yang mau merayakan 150 tahun masih bertahan hidup merayakan Jubileum 200 tahun 2061 , 53 tahun lagi ke depan.

Tahun Diakonia 2009 mengambil thema dari Jeremia 29.7. usahakan dan doakanlah kesejahteraan kota dimana kamu dibuang, karena kesejahteraan mereka adalah kesejahteraanmu. Dengan arahan thema ini, maka diakonia mestinya difahami tidak lagi dalam artian sempit, sebagaimana selama ini seolah-olah pelayanan diakonia hanya seputar pelayanan sosial ,kayak arisan,atau hanya dengan pendekatan belas kasihan saja. Dengan thema itu ada pradigma baru diakonia yang perlu dibagun dalam kesadaran bergereja kita, Itu pula sudah diberi spiritualitas baru sebagaimana tercermin dari cakupan departemen diakonia dalam Aturan dan Peraturan 2002. Terlebih dengan adanya koordinasi diakonia, maka konsentrasi pelayanan diakonia ahirnya telah membuka tabir baru arah pelayanan HKBP.

Dari aturan dan peraturan ada 5 cakupan yang sebelumnya terpecah dalam 5 departemen, yakni kini departemen diakonia diarahkan untuk mengkordinasi bidang Pendidikan formal dan non formal, termasuk lembaga pendidikan yang ada. Kedua, bidang kesehatan. Ketiga bidang diakonia sosial, yang kini lebih dikenal dengan pelayanan caritas dan emergency, yang memperluas pelayanan dari pelayanan terhadap orang cacat, yatim piatu, menjadi juga pelayanan kepada lansia, menanggulangi bencana seputar jemaat HKBP, pelayanan anak jalanan, dsb. Keempat, pelayanan pengembangan masyarakat di berbagai upaya pemberdayaan ekonomi, pertanian, peternakan dan kebutuhan teknologi memajukan usaha petani, nelayan dan buruh. Kelima, merespon berbagai masalah kemasyarakatan. Kini bidang ini lebih bertumbuh dalam berbagai bentuk pelayanan yang inklusif, dan partisipatip dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegera, bahkan dalam kaitan dengan kegiatan global. Itu sebabnya di bidang kemasyarakatan ini, HKBP dari sejak tahun 2004, sudah mengembangan lembaga peduli kasih merespon berbagai masalah bencana alam yang tidak pilih buluh, kita mesti melayani masyarakat atas azas kemanusiaan ( L-Peka atay yapeka ), dahulu dan sampai sekarang masih melayani di Banda Aceh dan Yokyakarta. Lembaga ini bukan hanya melayani orang-orang HKBP, tetapi semua masyarakat korban yang dahulu masuk pelayanan. Dahulu lembaga ini didukung oleh ACT-YTBI, yang hasil dari Akuntan Publik Internasional sangat high appreciate, Ernst and Young. Kemudian kita juga sudah sejak dulu melakukan pelayanan dengan JPIC, bagaimana HKBP perduli terhdap lingkungan dan masalah merespon kekerasan. Di bidng ini juga ahirnya kita sudah pula mendirikan komite HIV Aids. Dan belakangan ini sedang dikaji kemungkinan advokasi dan looby merespon berbagai masalah-masalah berbangsa dan berngera.

Tahun 2009, kita diperhadapkan dengan dua tantangan besar. Pertama, dampak krisis global yang ternyata sangat jelas menunjukkan dampak negatip terhadap perekonomian kita. Namun sekaligus membuka kesadaran baru kita sebagai bangsa untuk semakin membangun konsep kemandirian negeri kita ini. Kedua, kita juga masih dibayang-bayangi oleh ancaman fundamentalisme agama, yang nampak-nampaknya terkemuka berbagai tekanan melalui Undang-undang yang bernuansa diskriminatip dan sedang mengusik kekuatan pluralisme di Indonesia. Namun selain kedua tantangan itu, kita juga akan memasuki suatu even penting mengisi kemajuan demokrasi di negeri ini melalui pemilihan umum bagi parlemen di semua aras dan pemilihan Presiden dan wakil Praesiden. Kita mungkin belum sepenuhnya mampu meniru kamjuan yang dicapai oleh Amerika dengan terpilihnya Barak Husein Obama, tapi sangat didambakan adanya upaya bangsa dan masyarakat kita untuk memilih parlemen dan Presiden, wakil Presiden yang konsisten dan kommit membangun kedaulatan serta kesejahteraan masyarakat.

 Atas harapan dan tantangan diatas, pradigma dahulukan kesejahteraan jemaat, masyarakat dan bangsa, baru memikirkan kesejahteraan pelayanan gereja dan pemerintah. Perubahan pradigma ini diharapkan dapat menjadi kontribusi HKBP ke depan. Itu sebabnya tahun diakoni, tidak diorientasikan upaya membangun diakonia yang tersentralisasi, melainkan lebih membangun prakarsa di jemaat lokal, bagaimana agar kelima bidang yang disebutkan diatas, dapat diterjemahkan di aras jemaat. Ini berarati bagaimana gereja lokal lebih mengembangkan konsep pelayanan memajukan anak, mencerdaskan jemaat, mensejahterakan petani, orang-orang miskin dan perduli mengadvokasi kebutuhan ekonomi kerakyatan dan membela nasib kaum tersingkir dan terbelakang.

Dalam kaitan ini saya akan mengirimkan beberapa tulisan dan power point bagaimana kita mekanai tahun diakonia 2009 dalam menyadarkan kita mengusahakan sesuatu dan kemudian menjadi persembahan kita meujudkan makna Jubileum, menyembah Tuhan berarti kita membebaskan kaum terindas, orang-orang miskin, mencelikkan mata orang buta, dan mengumkan tahun Rahmat Tuhan sudah tiba, Imamat 25 dan Lukas 4.18-19.

Slamat tahun baru, Immanuel, Salam diakonia,

Sejahtera jemaat, sejahtera gereja

sejahtera masyarakat, sejahtera bangsa dan negara,

sejahtera bangsaku, sejahtera gerejaku.

 

Pdt Nelson Siregar

Kadep diakonia

December 30, 2008 at 5:54 pm Leave a comment

Pelantikan BPP HKBP

BPP HKBP Resmi Dilantik

img_1556.jpg

Sejak masuknya Injil di Tanah Batak, pendidikan merupakan salah satu pilar yang paling menentukan dalam penyebaran Injil oleh para missionaris. Karena itu kalau diperhatikan 75 tahun pertama masuknya Injil, pendidikan berkembang dengan pesat, hampir di setiap gereja yang didirikan oleh para missionaries juga didirikan sekolah untuk mendidik masyarakat pribumi. Namun seiring dengan berjalannya waktu HKBP mengalami berbagai persoalan dan tantangan sehingga kualitas pendidikan di HKBP juga kian merosot.

  (more…)

October 5, 2007 at 5:45 pm Leave a comment

Pendeta Indonesia temui LCMS

Pemimpin dari gereja-gereja di Indonesia yang masuk dalam pengakuan Lutheran yaitu: (ki-ka) Pdt. Mangisi Simorangkir, Pdt. Bonar Lumbantobing, Pdt. Nelson Siregar, bertemu dengan Presiden Sinode LCMS Gerald B. Kieschnick (kiri paling depan), Direktur Eksekutif LCMS World Relief/Human Care Matthew Harrison (kanan) di St. Louis, 12 Januari 2006. Mereka ditemani oleh Darin Storkson, direktur regional LCMS World Relief/Human Care Asia (ujung kiri). (Foto: LCMS) (more…)

July 27, 2007 at 8:07 am Leave a comment

Tugas Diakonia HKBP Makin Berat

Tugas diakonia HKBP ke depan ini masih sangat berat mengingat banyak hal dalam pelayanan diakonia ini sudah luput dari perhatian kita. Sebagai contoh, dulu ada poti parasian dalam rumah-rumah warga jemaat untuk sesewaktu siap disalurkan bagi warga yang memerlukan. Pada zaman misionaris poti parasian ini dikelola dengan baik sementara sekarang istilah poti parasian tinggal catatan sejarah. Demikian dikatakan Kepala Departemen Diakonia HKBP Pdt Nelson F Siregar, STh dalam diskusi tentang pelayanan diakonia HKBP di Rantauprapat, Minggu, 2 Oktober 2005. (more…)

July 27, 2007 at 7:27 am 3 comments

Older Posts


Categories

Jumlah Pengunjung

  • 43,586 hits

Recent Comments

Eva boru Sormin on Horas ma di hamu – Salam…
http://bestnaturalhe… on Horas ma di hamu – Salam…
lohot simanjuntak H1… on Kegiatan tahun diakonia
St. Gaya Hutasoit on Marliturgi ompung
Benhard Sitohang / B… on Horas ma di hamu – Salam…

Feeds